Kerangka
Pembelajaran
Kompetensi
Dasar
Memahami tentang Hadits keutamaan Akhlak
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
v
Melafalkan hadits dengan fasih
v
Menyebutkan arti hadits dengan benar
v
Menjelaskan isi kandungan hadits
v
Hafal hadits beserta artinya dengan
benar
v
Menunjukan perilaku yang mencerminkan
isi hadits
1.
Hadits tentang keutamaan Akhlak
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ:قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ
وَأَتْبِعِ السَّيِئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
(رواه التر مدي)
a. Arti kata-kata
Bertaqwalah =
Dimana saja =
Engkau berda =
Iringilah
=
Perbuatan buruk =
Perbuatan baik =
Akan menghapusnya =
Ber-akhlaklah =
Dengan akhlak =
Yang baik =
|
إِتَّقِ
حَيْثُمَا
كُنْتَ
أَتْبِعِ
اَلسَّيِّئَةَ
اَلْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا
خَالِقِ
بِخُلُقٍ
حَسَنٍ
|
b. Terjemahan
Dari
Abi Dzar r.a Berkata, Rasulullah SAW bersabda, bertaqwalah kepada Allah di mana
saja engkau berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik tentu
akan menghapusnya dan bergaulah sesama manusia dengan akhlak yang baik (H.R.At.
Turmudzi)
c.
Pokok-pokok isi kandungan hadits
Taqwa
adalah taat mengerjakan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya,
dengan hati yang ikhlas semata-mata mengharapkan keridhoan Allah SWT. Taqwa
dapat membuat orang berkedudukan mulia di sisi Allah SWT. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13 :
....إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ.... (الحجرات)
Artinya : Sesungguhnya orang
yang paling mulia di sisi Allah adalah orang
Yang paling bertaqwa diantara
kalian.
Selanjutnya
di dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW Menyuruh kita sebagai umatnya agar
bertaqwa kepada Allah SWT di manapunkita berada. Kemudian Nabi juga menyuruh
agar segera mengiringi keburukan dengan perbuatan baik. Dan bergaulah dengan
manusia.
Hadits
ini menunjukan bahwa bertaqwa kepada Allah tidak hanya beribadah kepada Allah
saja, tetapi harus berakhlak baik terhadap sesame manusia. Apalagi terlanjur
berbuat keburukan segera mengiringinya dengan perbuatan baik, sehingga
keburukan itu dapat terhapus. Dapat kita simpulkan bahwa perintah pertama dalam
Hadits ini
Adalah
bertaqwa kepada Allah SWT. Orang yang bertaqwa tidak memandang tempat ataupun
waktu. Dimanapun kita berada dan saat yang bagaimana pun kita tetap taat
menjalankan perintah agama dan meninggalkan larangannya.
Orang
bertaqwa tidak hanya taat apabila berkumpul dengan orang lain, tetapi ia tetap
taat,pada saat berkumpul dengan orang lain dan pada saat sendirian. Baik dalam
kedaan senang maupun dalam keadaan susah. Di rumah atau dalam perjalanan, di
negeri sendiri atau di negeri orang. Ia mentaati perintah agama semata-mata
hanya karena Allah, bukan karena manusia. Di manapun manusia berada, Allah akan
tetap melihat dan mengetahi. Orang yang berbuat jahat bersembunyi sendirian dan
dalam rumah yang terkunci atau rumah itu terletak di tengah hutan, niscaya
Allah mengetahuinya. Itulah Nabi menyuruh agar bertaqwa di manapun kita berada.
Perintah
kedua adalah agar mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik. Ketika
seseorang terlanjur melakukan perbuatan buruk, segeralah ia menebusnya dengan
perbuatan baik, karena perbuatan buruk itu akan terhapus. Perbuatan buruk
adalah perbuatan yang dilarang islam seperti mengupat, mencela, membicarakan
aib orang lain,menghina sesama kawan, mengolok-olokan, hasad, dengki,iri hati
dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan seperti itu termasuk perbuatan dosa. Jika ia
terlanjur melakukannya, hendaklah segera minta maaf, kemudian bertaubat kepada
Allah serta menebusnya dengan perbuatan baik, seperti memberikan sedekah kepada
fakir miskin, menolong orang lain, mengembirakan hati orang lain dan lain-lain.
Dosa
perbuatan buruk yang terlanjur di lakukan itu akan terhapus oleh pahala
perbuatan baik yang kita lakukan sesudahnya.
Perintah
ketiga, yaitu agar bergaul dengan sesama manusia dengan akhlak yang mulia. Nabi
kita Muhammad SAW menyuruh umatnya agar bergaul sesama manusia dengan akhlak
yang baik, karena salah satu tugas beliau adalah menyempurnakan akhlak.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِ تَمِّمَ مَكَارِمَ الأَ خْلاَقِ . ( رواه البخا رى )
Artinya
: Dari Abu Hurairah R.A dari Nabi Muhammad SAW beliau
Bersabda : “ Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia. “
(H.R.Al Bukhari)
Akhlak
terdiri dari empat bagian :
1. Akhlak kepada Allah
2. Akhlak terhadap sesama manusia
3. Akhlak terhadap diri sendiri
4. Akhlak terhadap makhluk lainnya.
Perintah
Nabi untuk bergaul sesame manusia dengan akhlak yang baik adalah perintah yang
bertujuan menyempurnakan akhlak manusia terhadap sesame manusia.
Maksud
bergaul dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik bersikap dan bertingkah
laku menyenangkan, dan tidak menyakiti
orang lain, misalnya: sopan santun,bermuka manis, tutur kata yang halus
menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, jujur, ramah tamah,suka
menolong, tidak sombong, tidak suka mengumpat dan mencela, tidak suka
menjelekan orang lain, tidak suka berburuk sangka, tidak suka berkelakuan kasar
dan sebagainya.
d. KESIMPULAN
1.
Taqwa harus di lakukan di manapun kita berada
2.
Orang yang bertaqwa, taat beribadah kepada Allah dan berakhlak
Mulia terhadap sesame manusia.
3.
Jika orang terlanjur melakukan perbuatan buruk, hendaklah segera
Mengiringinya dengan perbuatan baik.
4.Hendaklah
kita bergaul sesama manusia dengan akhlak yang baik
dan Menghindarkan perbuatan yang dapat
menyakitkan hati orang
lain.
5.
Nabi Muhammad SAW di utus oleh Allah SWT untuk
Menyempurnakan akhlak yang mulia.
2. Hadits Tentang Sunnah Bermuka Manis
عَنْ أَ بِى ذَرٍّ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: لا تحقرن من المعروف
شيأ ولوأن تلقى أخا ك بوجه طليق (رواه مسلم)
a. Arti kata-kata
Dari =
Bersabda =
Kepada saya =
Rasulullah =
Jangan meremehkan =
Dari kebaikan =
Sesuatu =
Walau sekadar menyambut
=
Kawan =
Dengan muka yang manis =
Saudarmu =
Dengan wajah yang ceria =
|
عَنْ
قَالَ
لِيْ
رَسُوْلُ اللهِ
لَا تَحْقِرَنَّ
مِنَ الْمَعْرُوْفِ
شَيْأً
وَلَوْ أَنْ تُلْقِيَ
أَخَاكَ
بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ
|
b. Terjemah
Dari Abu Dzarr r.a berkata :
Rasulullah SAW. Bersabda kepada saya: jangan meremehkan(memperkecil) perbuatan
kebaikan sesuatupun, walau sekadar menyambut kawan dengan muka yang manis.
c. pokok-pokok isi kandungan hadits
Dasar hadits diatas
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar mempunyai sifat bermuka manis dalam
arti jangan sombong, kecut, kejam dan lain sebagainya.
Kita sebagai umat muslim
harus mempunyai akhlak yang baik diantaranya
Bermuka manis karena bermuka
manis merupaka akhlak yang baik dan mulia, akhlak yang baik dan mulia memiliki
keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya setiap muslim mengambil
akhlak yang baik sebagai perhiasan. Yang perlu di ingat bahwa ukuran baik atau
buruk suatu akhlak bukan di timbang menurut selera individu, buka pula hitam
putih akhlak itu menurut ukuran adat yang di buat manusia. Karena boleh jadi,
yang di anggap baik oleh adat bernilai jelek menurut timbangan syari’at atau
sebaliknya. Setinggi apapun ilmu yang di miliki oleh seseorang kalau tidak
disertai dengan akhlak yang baik, tidalah ada artinya.
Uji Kompetensi
وَخَالِقِ
النَّاسَ بِخُلُقٍ..........................................................................................1
2. إِتَّقِ اللهَ
artinya …………………………………………………...
3. وَخَالِقِ النَّاسَ artinya…………………………………………
5. حَيْثُمَا كُنْتَartinya………………………………………………………
6. Akhlak terdiri
dari………………………………………........……bagian
7. Siapakah orang
yang paling mulia di sisi Allah………………
8. Perbuatan buruk
harus diiringi dengan perbuatan……………
9. Kepada
manusia kita harus……………..........
10. Bertaqwa
kepada Allah tidak mengenal………….dan………
Hadits Tentang Adab Makan
Kerangka Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Memahami
Hadits Tentang Adab Makan
Indikator
Pencapaian Hasil Belajar
v
Melafalkan
hadits dengan fasih
v
Menyebutkan
arti hadits dengan benar
v
Menyebutkan
isi kandungan hadits
v
Hafal
hadits beserta artinya dengan baik
v
Menunjukan
prilaku yang mencerminkan isi hadits
1. Hadits Tentang Adab Makan
عَنْ عَمْرِبْنِ أَبِيْ
سَلْمَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُمَاقَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ:سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ.(متفق عليه)
a.
Arti
Kata-kata
Dari
=
Bersabda =
Rasulullah =
Bacalah bismillah =
Makanlah =
yang dekat-dekat kepadamu =
|
عَنْ
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ
سَمِّ اللهَ
وَكُلْ
مِمَّايَلِيْكَ
|
b. Terjemah
Amru bin Abi Salamah r.a.
berkat : Rasulullah SAW mengajarkan kepada saya : Bacalah basmalah dan makanlah
dengan tangan kananmu, dan dari yang dekat-dekat kepadamu.
c. Pokok-pokok isi kandungan hadits
Islam sungguh indah.
Sampai-sampai ketika makan tersajikan dan hendak di santap, islam memiliki
aturan di dalamnya. Ini semua di lakukan agar ada keberkahan ketika makan.
Diantara adab sederhana yang di ajarkan oleh Nabi SAW ketika makan adalah
membaca “ BISMILLAH” ini mengandung
pengertian, bahwa makanan dan minuman yang di konsumsi oleh manusia
sesungguhnya adalah karunia Allah yang harus di syukuri. Ketika nama Allah di
sebut oleh orang yang hendak makan dan minum, berarti ia mengharap keberkahan
dari makanan dan minuman yang akan di konsumsi dan supaya tidak di sertai
dengan syaitan. Di samping ketika hendak makan harus membaca BISMILLAH,kita
juga harus memperhatikan adab makan yang lainnya diantaranya, cuci tangan
sebelum makan karena ini sangat di anjurkan, untuk menghilangkan kotoran atau
hal-hal yang berbahaya bagi tubuh yang melekat di tangan kita, supaya kita
terhindar dari segala penyakit dan tetap sehat selamanya. Adab makan yang
selanjutnya adalah makan dengan tangan yang kanan ini menunjukan simbol
kebajikan yang mengandung nilai terpuji. Karena itu, Rasulullah SAW senantiasa membiasakan yang kanan
(al-tayainun) dalam setiap aktivitas kesehariannya, baik yang berhubungan
dengan ibadah maupun akhlak. Secara kontekstual, pembiasaan tangan kanan dalam
makan dan minum ini dapat di maknai pula sebagai perintah untuk selalu mendapatkan
makanan dan minuman dengan cara yang baik dan terpuji. Selanjutnya akhlak yang
baik dalam makan yaitu harus mengutamakan makanan dan minuman yang paling
dekat. Adalah sangat indah dan santun ketika seorang muslim lebih mangutamakan
makanan yang paling mudah diraihnya daripada yang jauh dan sulit diraihnya
walaupun lebih lezat dan menarik. Akhlak ini sesungguhnya mengandung esensi,
bahwa setiap muslim dilarang bersikap tamak dan serakah sehingga selalu
mengharap sesuatu yang tidak dimilikinya.
Setiap muslim
diperintahkan untuk selalu menghiasi dirinya dengan sifat qana’ah, yaitu
menerima dan merasa cukup sekaligus mensyukuri apa yang dimilikinya sebagai
nikmat dari Allah SWT.
2. Hadits Tentang jangan mencela makanan dan
sunat memuji
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَرَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ:مَاعَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًاقَطْ,
إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ,وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ.(متفق عليه)
a. Arti Kata-Kata
Dari =
Bersabda =
Tidak pernah mencela =
Rasulullah =
Makanan =
Sama sekali
=
Jika ia suka =
Dia memakannya
=
Jika ia tidak menyukainya =
Ia membiarkannya
=
|
عن
قال
ماعاب
رسول الله
طعاما
قط
إن اشتهاه
أكله
وإن كرهه
تركه
|
b.
Terjemah
Dari
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan
selamanya. Jika ia suka di makannya, dan jika tidak suka ditinggalkannya.(muttafaq
‘alaih)
c. Pokok-Pokok isi kandungan hadits
Hadits
ini memberikan pelajaran bagi kita agar kita tidak boleh mencela makanan baik
suka maupun tidak suka sebaliknya kita harus memujinya. Kalau kita mencela
makanan sama halnya kita mencela pemberi makanan yaitu Allah SWT, Allah yang
memberi rizki kepada kita, Allah yang memberi segalanya kepada kita. Kalau kita
suka makanan itu makanlah dan jikalau kita tidak suka tinggalkan. Seburuk atau
sejelek apapun makanan janganlah kita menghinanya, tetaplah kita harus
memujinya karena makanan itu merupakan karunia dari Allah SWT.
Uji Kompetensi
1. Ketika kita makan disunahkan
membaca…………………………………………….
2. Makanan dan minuman yang di konsumsi oleh
manusia sesungguhnya Adalah………………………………………………………………………………
3. Bila kita makan membacakan basmalah insya
Allah akan mendapat…….
4. Sebelum makan kita harus mencuci………………………………
5. Makan harus dengan tangan…………………………………………
6. وكل
بيمينكartinya…………………………………………………………
7. وكل
مما يليكartinya……………………………………………………
8. kita harus mengutamakan makanan dan minuman
yang paling………….
9. Kita tidak boleh……………………………………………….makanan
10.
ماعا بartinya………………………………………………………………
TUGAS
Tulislah
hadits tentang adab makan beserta artinya
Hapalkan hadits tentang adab makan
beserta artinya dengan benar
HADITS TENTANG MENGHORMATI ORANG TUA
DAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Kerangka pembelajaran
Kompetensi Dasar
Memahami
hadits tentang menghormati orang tua dan berbakti kepada kedua orang tua
Indikator
Pencapaian Hasil Belajar
v
Melafalkan
Hadits dengan fasih
v
Menyebutkan
arti hadits dengan benar
v
Menyebutkan
isi kandungan hadits
v
Hafal
hadits beserta artinya dengan baik
v
Menunjukan
prilaku yang mencerminkan isi hadits
1.
Hadis Tentang Menghormati Orang Tua dan Berbakti kepada
Kedua Orang Tua
عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عَمْرِبْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ,عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا
اللهِ فِيْ رِضَاالْوَالِدَيْنِ,وَسُخْطُ اللهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ (رواه
البيهقي)
a. Arti kata-kata:
Dari =
Bersabda =
Keridhaan Allah =
Kedua Orang tua =
Kemurkaan =
|
عن
قال
رضاالله
الوالدين
سخط
|
b. Terjemahan :
“
Dari Abdillah bin Amr bin Ash r a, dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda:
Keridhaan Allah itu di dasarkan atas keridhaankedua orang tua, dan kemurkaan
Allah itu di dasarkan atas kemurkaan orang tua. (H.R.Baihaqi)
C. Pokok isi/ kandungan Hadits.
Hadits
ini memberikan petunjuk kepada kita tentang pentingnya berbakti kepada kedua
orang tua. Sebagai anak yang shaleh, di samping berbakti kepada Allah, kita
juga harus berbakti kepada kedua orang tua.
Orang
tua itulah yang sejak kecil,terutama ibu yang telah mengandung dan melahirkan
kita, memelihara dan mendidik kita.
Berbakti
kepada kedua orang tua adalah perintah Allah, oleh karena itu berbakti kepada
kedua orang tua berarti berbakti kepada Allah, dan durhaka kepada kedua orang
tua berarti durhaka kepada Allah SWT.
Jika
kita berbakti kepada kedua orang tua, tentu orang tua kita akan senang, Bahagia
dan meridhai apa yang kita lakukan. Tetapi jika kita durhaka,tentu kedua orang
tua akan murka dan sakit hatinya. Barang siapa menyakiti hati Orang tua berarti
ia telah berbuat murka kepada Allah, dan Allah mengancam Dengan siksa api
neraka yang amat pedih. Itulah sebabnya ridha Allah di dasarKan atas ridha
kedua orang tua kepada kita. Jika orang tua tidak ridha kepada kita, karena
mungkin kita berbuat kesalahan yang menyakitkan, walupun kita ahli ibadah, maka
Allah tidak akan meridhai kita, karena kita tidak pernah menyakitinya, maka
Allah pun meridhai segala perbuatan baik yang kita lakukan. Marilah kita dengar
cerita tentang orang yang durhaka kepada orangTuanya. Pada zaman Nabi Muhammad
SAW masih hidup , ada seorang laki-laki Bernama Al-Qamah, dia ahli ibadah,
seorang dermawan yang suka memberikan makan dan sedekah kepada fakir miskin,
tapi ia berbuat durhaka dan tidak taat kepada ibunya, dia lebih senang
mengikuti kemauan istrinya. Pada suatu saat ketika ia sakit keras, karena itu
istrinya segera menyuruh orang melaporkan kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa
suaminya (Al-Qamah) sakit keras dan dalam keadaan sekarat. Nabi segera mengutus
sahabat-sahabtnya yaitu Bilal, Ali bin Abii Thalib, Salman dan Amr untuk
menengok Al-Qamah. Setelah dihadapi oleh sahabat sahabat tadi, Al-Qamah Dalam
keadaan berbaring, lalu secara bergantian dibacakan talqin yaitu “ Laa
Ilaahaillallah, Muhammadur Rasulullah”, tapi anehnya Al-Qamah tidak dapat
Mengikuti ucapan tersebut. Melihat yang demikian itu, sahabat Bilal segera
melaporkan kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa Al-Qamah tidak dapat mengucapkan
kalimat syahadat itu. Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Bilal: “ Bilal !,
apakah ayahnya masih ada ?, jawab Bilal, “ ayahnya telah lama Meninggal dan
masih ada ibunya, tapi telah tua renta “. Lalu Nabi Muhammad SAW memerintahkan
kepada Bilal, “ panggillah ibunya, suruh datang kesini, Kalau ia sudah tidak
dapat kesini, saya yang kesana “. Ibu Al-Qamah mendengar Nabi yang memanggil,
walaupun dengan bertongkat terpaksa ia datang juga menghadapi Nabi Muhammad
SAW. Nabi bertanya , “ apakah yang dilakukan Al-Qamah, anakmu itu ?, jawab
ibunya, “ anak saya itu keadaan-Nya baik, shalat, berpuasa juga suka memberikan
sedekah kepada fakir miskin, Tapi sayang dia sering manyakiti hati saya,
sehingga kadang-kadang saya marah sekali, dia lebih senang menuruti kemauan
istrinya dari pada menghormati saya”. Apakah sekarang dosa anakmu itu kau
ampuni ? “ kata Nabi. Kata ibunya, “ rasanya saya sangat berat untuk mengampuni
dosa Al-Qamah, karena dia terlalu menyakiti hati saya “, lalu segera saja Nabi
memerintahkan sahabat Bilal: “ BIlal !, ambillah kayu bakar sebanyak-banyaknya,
lalu kumpulkan disitu, dan akan aku bakar Al-Qamah itu “ kata Nabi. Mendengar
sabda Nabi SAW yang demikian ibunya menjawab, “ ya………….Rasul !, saya tidak kuat
melihat anak saya terbakar, dia masih tetap Menjadi buah hati saya, dia masih
menjadi kenangan dan bayangan di mata saya , kiranya ya Rasul ! segala dosa dan
kesalahan anakku, kini saya ampuni, Saya bebaskan “. Kenapa Al-Qamah akan di
bakar oleh Nabi ? karena amal ibadah dan sedekahnya tidak berguna sama sekali,
karena ia menyakiti hati ibunya. Setelah ibunya mengucapkan maaf di hadapan
Nabi Muhammad SAW Atas dosa-dosa
Al-Qamah, lalu Nabi menyuruh sahabat Bilal untuk kembali ke rumah Al-Qamah.
Baru saja Bilal sampai di pintu rumah,Al-Qamah di dengar telah mengucapkan
kalimat “ Laa ilaahaillallah, Muhammadur Rasulullah “ sahabat Bilal langsung
masuk, tetapi di dapati Al-Qamah telah meninggal dunia. Anak-anak itulah salah
satu kisah orang yang tidak taat kepada ibunya Atau orang tuanya, untung masih
ada Nabi Muhammad SAW yang bisa menggugah hati ibunya, kalau tidak ?
oh………………………..betapa celakanya. Mudah-mudahan kita semua tergolong orang yang
taat dan berbakti kepada Allah SWT dan kepada kedua orang tua.
2. Sabda Nabi Muhammad SAW :
عن أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ,قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:اَلْجَنَّةُ تَحْتَ
أَقْدَامِ الأُ مَّهَاتِ . (رواه الخطيب)
a. Arti Kata-kata :
عن انس
الجنة
تحت
اقدام
الامها ت
|
Dari Anas
=
Surga
=
Di bawah
=
Telapak kaki
=
Ibu =
|
b. Terjemahan :
Dari
Anas r.a ia berkata : Nabi SAW bersabda : Surga itu di bawah telapak kaki ibu .
(H.R. Khatib)
c. Pokok isi Kandungan hadits diatas :
Hadits
di atas menunjukan bahwa kita wajib berbuat baik dan hormat kepada orang tua,
khususnya kepada ibu yang telah mengandung kita, melahirkan kita, Mendidik kita
dan membesarkan serta mengantarkan kita mencapai kebahagian hidup di dunia dan
di akherat . Surga itu di bawah telapak kaki ibu, Artinya kita harus memulyakan
dan menghormati ibu kita yang telah bersusah payah mengandung, melahirkan,
mengasuh, mendidik kita dari kecil. Jika kita dapat memulyakan ibu kita,
niscaya kita dapat surga yang menjadi idaman bagi Setiaporang yang beriman dan
bertaqwa dari Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus memulyakan ibu kita dengan
jalan mengikuti perintahnya selama perintah itu sejalan dengan ajaran
islam.
3. Hadits Tentang persaudaraan
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ,قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:اَلْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا . (رواه مسلم(
A. Perhatikan Cara Membacanya !
An abii muusa =
Radhiyallahu ‘ anhu =
Qaala
=
Qaala rasuulullaahi =
Shallallaahu ‘alaihi wasallama =
Almu’minu lil
mu’mini =
Kalbunyaani
=
Yasyuddu ba’duhu ba’dhaa(n) =
|
عن أبى مو سى
رضي الله عنه
قال
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم
المؤمن للمؤمن
كالبنيا ن
يشد بعضه بعضا
|
B. Terjemahan Hadits
Dari
Abi Musa R.a ia berkata : Rasulullah SAW telah berabda :” seorang mukmin dengan
mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian
lainnya ( H.R.Muslim)
C. Pokok pokok isi kandungan Hadits di atas
Hadits
ini menunjukan bahwa orang mukmin terhadap mukmin lainnya laksana bangunan yang
kokoh. Artinya orang mukmin harus saling tolong menolong satu dengan yang
lainnya, saling bantu membantu dalam kebaikan sehingga membentuk masyarakat
yang kuat,kokoh dalam persatuan dan kesatuan seperti yang Nabi gambarkan dalam
Hadits di atas.
Memang
gambaran Hadits ini sangat tepat, kita lihat bangunan yang kokoh itu Pada
dasarnya dari benda yang tidak mempunyai kekuatan sama sekali bila berdiri
sendiri, seperti batu bata. Walaupun di susun dengan jumlah yang banyak, kalau
tidak di bantu oleh benda lainnya, seperti semen dan pasir, barangkali didorong
sedikit saja sudah roboh. Begitu juga pasir walaupun jumlahnya banyak tidak
mempunyai kekuatan sama sekali akan tetapi jika batu bata ,semen, pasir
bersinergi menjadi satu maka jadilah tembok yang kuat. Begitulah orang mukmin
tidak boleh berdiri sendiri tanpa orang lain, kalau ingin kuat dan kokoh, harus
saling mengasihi, saling mencintai, saling bantu membantu. Berat sama di pikul
ringan sama dijinjing.
Uji Kompetensi
Isilah
pertanyaan di bawah ini !
1. Dimanakah letak keridhaan Allah itu ?
2. Apa yang di maksud dengan suhtul walidain ?
3. Bolehkah kita berani kepada orang tua,
kenapa ?
4. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cerita
Al-Qamah,
Kenapa dia mengalami kesulitan ketika mau
meninggal ?
5. Tuliskan Hadits tentang keridhaan dan
kemungkaran Allah ?
6. Apa arti hadits di bawah ini !
الجنه تحت أقدام
الامها ت
7. Tentang apakah hadits di bawah ini !
قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم : المؤمن للمؤمن كالبنيا ن يشد بعضه بعضا . (رواه مسلم)
8 .
Apa arti kata
(يشد ) ?
|
|
9. (
كالبنيا ن ) artinya ?
10. Bolehkah kita sebagai muslim berdiri sendiri
tanpa orang lain ?
TUGAS :
1. Hafalkan Hadits tentang menghormati orang
tua !
2. Hafalkan Hadits tentang berbakti kepada
orang tua
Hadits tentang kewajiban hormat kepada guru
dan memuliakan para ulama
kerangka pembelajaran
Kompetensi dasar
Memahami
tentang hadits kewajiban hormat kepada guru
dan memuliakan orang yang mempunyai ilmu
Indikator
Pencapaian Hasil Belajar
v
Melafalkan
hadits dengan fasih
v
Menyebutkan
Kata –kata hadits dengan benar
v
Hafal
hadits beserta artinya dengan lancar
v
Menunjukan
perilaku yang mencerminkan isi hadits tentang Hormat kepada guru, tawadhu dan
memulyakan para ulama
1. Hadits tentang kewajiban hormat kepada
guru,
Dan memuliakan para ulama
عَنْ زَارَعٍ وَكَانَ فِى
وَفْدِعَبْدِ الْقَيْسِ قَالَ لَمَّاقَدَمْنَا اَلْمَدِيْنَةَ فَجَعَلْنَانَتَبَادَرُمِنْ
رَّاحِلِنَا فَنُقَبِّلُ يَدَالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرِجْلَهُ
(رواه ابوداود)
a.
Arti Kata-kata:
Dari =
Ketika beliau =
Delegasi suku
Abdil Qais =
Beliau berkata =
Ketikasampai dikota= madinah
=
Kami bersegera turun =
Darikendaraan kita =
Lalu kami mengecup =
TanganNabi =
Kaki Nabi =
|
عن
وكان
في
وفدعبدالقيس
قال
لما
قدمنا
المدينة
فجعلنا
نتبادر
من
رواحلنا
فنقبل
يدالنبي
ورجله
|
b. Terjemahan Hadits
Dari
Zari ketika beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata,
Ketika sampai di madinah kami bersegera turun dari kendaraan kita,lalu kami
mengecup tangan dan kaki Nabi SAW. (H.R Abu Dawud)
c. pokok isi kandungan Hadits di atas
Atas
dasar Hadits ini, para Ulama mensunahkan mencium tangan guru,Ulama,orang
shalih, serta orang-orang yang kita hormati. Kata imam Nawawi dalam satu kitab
karangannya menjelaskan bahwa mencium tangan orang shalih, guru dan ulama yang
utama itu di sunahkan. Sedangkan mencium tangan selain orang-orang itu hukumnya
makruh.
Kita
sebagai murid sebelum menuntut ilmu menetapkan guru, hendaklah kita berpikir
dulu serta beristikharah kepada Allah untuk memilih guru orang yang akan
memberi bimbingan (guru) dalam memperoleh ilmu kemudian memperlakukan guru dengan akhlak yang baik
dan sopan santun.hendaklah kita memilih orang-orang yang professional, ahli
dalm bidang keilmuannya, memiliki rasa kasih sayang, tampak kewibawaannya dan
tampak jelas perilakunya. Sebagai mana ulama salaf berkata, “Ilmu itu adalah
agama maka lihatlah (angan-anganlah) dari siapa engkau memperoleh(mengambil)
agamamu.” Dan hendaknya kita patuh dan taat terhadap guru. Karena guru yang
telah mandidik kita, meluruskan akhlak kita, mencerdaskan akal kita dan yang menghantarkan
kita mencapai kesuksesan dunia dan akhirat serta mencapai derajat yang tinggi
dunia dan akhirat. Kita harus berusaha mencari keridhaan guru dan dengan
sepenuh hati. Menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada
Allah SWT dalam berkhidmat kepada guru.
Ketika
kita memandang guru harus dengan penuh kehormatan dan keagungan terhadapnya.
Dan menyakini akan besarnya derajat kesempurnaan seorang guru. Sebab keterangan
tersebut akan lebih dekat terhadap manfaat ilmu yang di perolehnya. Abu yusup
berkata, “Barang siapa yang tidak manyakini keagungan gurunya maka ia tidak
akan sukses.” Dalam menghormati guru ketika kita duduk bersamanya duduklah
dengan adab tatakrama seperti saat tasyahud pada waktu shalat atau duduk
bersila dengan penuh tawadhu, tenang dan khusyu, dan jangan menoleh sekalipun
mendengar sesuatu kecuali bila ada keperluan lebih-lebih ketika membahas ilmu.
Disamping menghormati guru, kita juga harus memuliakan dan menghormati kerabat,
teman dari guru.karena pada hakikatnya menghormati mereka berarti menghormati
guru.termasuk menhormati guru adalah jangan duduk di tempat guru, di
mushallanya, di tempat tidurnya dan jangan
pergi dari sisinya kecuali ada izin darinya.
2. Hadits tentang tawadhu.
وَعَنْ عِيَاضِ بْنِ حَمَّارٍرَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ
اللهَ أَوْحَى إِلَى أَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لاَ يَفْخَرُأَحَدٌ وَلاَيَبْغِيْ
أَحَدٌعَلَى أَحَدٍ (رواه مسلم)
a. Arti kata-kata
Dari =
Bersabda =
Rasulullah =
Sesungguhnya Allah =
Telah mewahyu =
Kepada saya =
Agar bertawadlu =
Sehingga =
Tidak menyombongkan diri =
Seorang =
Terhadap lainnya =
Tidak menganiaya =
|
وعن
قال
رسول الله
إن الله
أوحى
إلي
أن تواضعوا
حتى
لايفخر
أحد
على أحد
ولايبغى
|
b. terjemah Hadits
Ijadl
bin Himar,r.a. berkata: Bersabda Rasulullah SAW : Sesungguhnya Allah telah
mewahyukan kepada saya : bertawadlu’ (merendahdirilah ) hingga
Seseorang
tidak menyombongkan diri terhadap orang lainnya dan seseorang Tidak menganiaya
terhadap lainnya. (H.R.MUSLIM )
c. pokok isi kandungan hadits di atas
Hadits
di atas ini memberikan sebuah pelajaran bagi kita agar senantiasa kita jangan
mempunyai sifat sombong harus selalu mempunyai sifat tawadlu. Sikap merendah
tanpa menghina diri-merupakan sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan
seluruh mahkluk-nya. sudahkah kita memilikinya ?
Merendahkan
diri (tawadhu) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga
dihadapan seluruh mahluk-nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana
Allah dan Rasul-nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung
banyak sifat terpuji lainnya.
Tawadhu
“’adalah
ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika
suka ataupun dalam keadaan marah. Artinya, janganlah kamu memandang dirimu
berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan
dirimu.
Lawan
sifat tawadhu’ adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat di benci Allah dan
Rasulnya. Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya: kesombongan adalah
menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain. Jika anda mengangkat kepala
di hadapan kebenaran baik dalam rangka menolaknya atau mengingkarinya berarti
anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong.
Tahukah
anda apa yang di perbuat Allah SWT terhadap iblis yang terkutuk ? dan apa yang
di perbuat Allah kepada Fir’aun dan tentaranya ? kepada Qarun dengan semua anak
buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka di
binasakan Allah SWT karena tidak memiliki sikap tawadhu’ dan sebaliknya justru menyombongkan diri.
Tawadhu
‘ di hadapan kebenaran menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai
perwujudan tawadhu’ adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat seseorang
bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan
di akhirat.
Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 83.
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ
لَا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ)
(القصص : ٨٣)
b. Terjemahnya :
Negri
akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak meyombongkan diri dan
berbuat keruksakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang
bertaqwa.
Demikianlah
Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’ itu sebagai sebab
tersebarnya persatuan dan persamaan derajat, keadilan dan kebaikan di
tengah-tengah manusia, sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan
yang mengakibatkan memperlakukan orang lain dengan kesombongan.
3. Hadits memulyakan ulama
.
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وّسَلَّمَ أَكْرِمُوْاالْعُلَمَاءَ,فَإِ نَّهُمْ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ,فَمَنْ
أَكْرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ (رواه الخطيب عن جا
بر)
a. arti kata-kata:
Ber sabda Nabi =
Mulyakanlah ulama =
Maka sesungguhnya ulama =
Pewaris Nabi =
Barang siapa =
Memulyakan ulama =
Maka sungguh memuliakan Allah =
Dan rasulnya =
|
وقال
النبي
أكرموا
العلما
فإنهم
ورثة
الأَنبياء
فمن
أكرمهم
فقد
أكرم الله
ورسوله
|
b. Terjemahan Hadits
Nabi
SAW bersabda : mulyakan ulama maka sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi
barang siapa yang memuliakan ulama, maka sungguh memuliakan Allah dan rasulnya.
(H.R KHATIB)
c. Pokok isi kandungan Hadits di atas
Hadits
ini memberikan pelajaran kepada kita agar kita senantiasa memulyakan para
ulama, karena ulama adalah pewaris Nabi,kita bisa shalat, bisa wudhu, bisa baca
Al-Qur’an, bisa membedakan antara yang hak dengan yang batil, antara yang halal
dengan yang haram, itu sebabnya ada ulama, tanpa adanya ulama maka dunia akan
ancur dan kehidupan manusia akan seperti hewan.
Marilah
kita dengarkan cerita tentang tidurnya ulama sangat ditakuti oleh iblis
Pada
suatu hari ketika Nabi Muhammad SAW berangkat ke mesjid setibanya di pintu
mesjid Nabi SAW bertemu dengan iblis, Nabi SAW melihat iblis mundar mandir
keluar masuk, Lalu Nabi bertanya kepada iblis, “ hai iblis ! kamu sedang apa !
kata Nabi, jawab iblis, saya bermaksud mau masuk ke mesjid dan akan mengganggu
orang yang sedang shalat, akan tetapi saya sangat takut terhadap orang yang
sedang tidur di mesjid itu. Nabi bertanya kepada iblis, iblis !” kenapa kamu
tidak takut sama orang yang sedang shalat! dia itu kan sedang beribadah dan
bermunajat kepada Allah SWT”, dan kamu lebih takut terhadap orang yang sedang
tidur padahal dia dalam keadaan lupa terhadap Allah SWT.
Jawab
iblis,saya tidak takut sama orang yang sedang shalat itu, karena dia orang yang
bodo (tidak memiliki ilmu) dan mengganggu orang yang bodo sangat gampang,
sedangkan orang sedang tidur, orang yang mempunyai ilmu ( ulama). Untuk itu
kita harus memulyakan ulama, karena memulyakan ulama sama dengan memulyakan
Nabi, menhina ulama sama dengan menhina Nabi ,Duduk bersama ulama walaupun
sebentar itu sangat di sukai oleh Allah di bandingkan dengan ibadah satu tahun,
kenapa demikian ? karena setiadaknya kita duduk dengan ulama sedikit mungkin
akan mendapatkan ilmu dan sebaliknya kalau kita jauh dengan ulama di samping
kita bodo juga akan mendapatkan musibah, diantaranya : hilangnya keberkahan
usaha kita, banyaknya pemimpin yang dzalim dan ketika meninggal tidak membawa
iman dan islam (su’ul khatimah).
Uji Kompetensi
Isilah
pertanyaan di bawah ini !
1. Mencium tangan ulama,guru dan orang yang
shalih hukumnya ?
2. Mencium tangan selain ulama,guru dan orang
yang shalih hukumnya ?
3. Sebelum menuntut ilmu dan menetapkan guru
hendaknya kita harus ?
4. من
روا حلنا artinya ?
5. Tawadhu artinya ?
6. Lawan sifat tawadhu adalah ?
7. Kenapa iblis di kutuk oleh Allah ?
8. Ulama adalah pewaris ?
9. ورثة
الأنبيا artinya ?
10.
Tawadhu adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat sesorang
bahkan mengangkat derat suatu kaum
dan akan menyelamatkan dunia dan
akhirat, di jelaskan di dalam Al-Qur’an ?
TUGAS
:
Tulislah
dengan baik dan rapih hadits tawadhu !
Tulislah
dengan baik dan rapih hadits menghormati guru !
Hapalkanlah
Hadits menghormati guru, tawadhu dan memulyakan ulama
Hadits tentang shalat
Kerangka pembelajaran
Kompetensi dasar
Memahami
Hadits tentang shalat
Indikator
pencapaian Hasil Belajar
v Melafalkan Hadits dengan fasih
v Menyebutkan kata-kata hadits dengan
benar
v Hafal hadits beserta artinya dengan
benar
v Menunjukan prilaku yang mencerminkan
isi hadits tentang Shalat
1. Hadits
tentang shalat
عَنْ جَابِرٍرَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلُ
الصَّلَوَاةِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍغَمَرَعَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ
مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ . (رواه مسلم )
a. Arti kata-kata
Perumpamaan =
Shalat
=
Lima
=
Sungai
=
Mengalir =
Pintu
=
Salah seorang kamu =
Mandi
=
Tiap hari =
Beberapa kali =
|
مثل
الصلواة
الخمس
نهر
جار
باب
أحدكم
يغتسل
كل يوم
مرات
|
b. Terjemah hadits
Dari
jabir r.a ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : perumpamaan shalat lima waktu
adalah ibarat sebuah sungai yang airnya mengalir di depan rumah salah seorang
kamu. Ia mandi dengan air itu tiap hari lima kali ( H.R.Muslim)
c. Pokok-pokok isi kandungan Hadits di atas
Dalam
hadits tersebut di jelaskan kedudukan shalat dalam ajaran islam. Shalat adalah
ibadah paling pokok, shalat merupakan tiang agama. Shalat juga dapat membedakan
orang yang benar-benar beriman dengan orang yang ingkar terhadap ajaran islam.
Dalam hadits ini di tegaskan bahwa keutamaan shalat lima waktu di ibaratkan
oleh Nabi Muhammad SAW seperti sebuah sungai yang airnya selalu mengalir dan
melimpah. Sungai itu terletak di depan pintu rumah. Ia mandi dengan air sungai
itu tiap hari lima kali. Maksud Nabi tersebut ialah orang yang mengerjakan
shalat lima waktu sehari semalam seperti yang setiap hari mandi lima
kali.shalat yang di kerjakan dengan teratur akan membawa manfaat yang sangat
besar, antara lain shalat dapat menhilangkan kotoran batin sebagaimana mandi dapat
menghilangkan kotoran lahir. Orang yang mendirikan shalat lima waktu seperti
orang yang mandi lima kali setiap harinya ini menunjukan bahwa orang yang
mendirikan shalat sehari semalam kesucian dan kebersihan hatinya sama dengan
kebersihan tubuh orang yang mandi lima kali setiap hari. Orang yang hidup di
alam modern sepakat mengatakan bahwa mandi sangat banyak manfaatnya, apalagi
kalau mandi itu di lakukan dengan teratur. Orang yang mandi akan bersih dan
segar. Semua kotoran dan najis yang menempel di tubuhnya akan hilang, tidak
mudah terserang penyakit dan orang lain senang bergaul dengannya. Orang yang
tidak pernah mandi badannya kotor kelihatan lusuh dan tidak bersemangat dalam
hidupnya. Daya tahan tubuh lemah, mudah terserang penyakit dan tidak di sukai
oleh kawannya. Orang yang tidak pernah shalat lima waktu, hatinya akan selalu
gelisah, jiwanya tidak tentram, pikirannya tidak jernih, polah dan tingkah
lakunya tidak teratur. Ia tidak segan-segan melakukan perbuatan yang keji dan
munkar. Orang yang mengerjakan shalat lima waktu sehari semalam jiwanya akan
tenang, pikirannya jernih, hatinya tentram, tidak gelisah dalam menghadapi
urusan dan hidupnya teratur, karena kotoran-kotoran batinnya telah di cuci
dengan shalat lima waktu. Di dalam shalat kita berhadapan langsung dengan Allah
pencipta alam.
Lima
kali mendirikan shalat berarti lima kali pula kita berhadapan langsung dengan
Allah yang Maha pemurah dan Maha pengasih. Hal ini membuat kita tetap selalu
mengingat kepada Allah. Oaring yang selalu ingat menyebut asma Allah, akan
terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tercela dan hina. Jadi, shalat yang
kita kerjakan akan dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, sebagaimana firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 45 :
وَأَقِمِ
الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ (العنكبوت
: ٤٥)
Artinya
: dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji
dan munkar ( Q.S. Al-Ankabut ayat 45 ).
Ada
orang yang berpendapat bahwa melakukan shalat, terutama rukun-rukun Fi’linya (
gerakan-gerakan anggota badan ), dan di kerjakan dengan tertib serta terus
menerus, maka badannya akan selalu segar dan sehat. Ini disebabkan karena
gerakan-gerakan dalam shalat dapat melancarkan peredaran darah dan mengendorkan
urat-urat yang kaku. Orang yang hendak mendirikan shalat di syaratkan harus
suci lahir dan batin. Kebersihan lahir dan batin ini kewajiban sebelumkita menghadap tuhan
yang maha suci, dan kabersihan itu sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kebersihan
batin dapat menghindarkan diri kita dari berbagai perbuatan yang timbul dari
godaan syetan dan hawa nafsu.
d. kesimpulan
1.
Shalat lima
waktu sehari semalam adalah kewajiban setiap orang Islam.
2.
Shalat lima
waktu ibarat mandi lima kali sehari semalam.
3.
Shalat lima
waktu dapat menghilangkan kotoran batin, sebagaimana Mandi dapat menghilangkan
kotoran lahir.
4.
Shalat dapat
mencegah perbuatan keji dan munkar.
5.
Mendirikan
shalat dengan teratur lima kali sehari semalam sepanjang Hidupnya, maka
terpelihara kesehatan jasmani dan rohani.
Uji Kompetensi
Isilah
jawaban di bawah ini dengan benar !
1.
Neraka wel
adalah ancaman bagi orang ……………………………
2.
Shalat lima
waktu dapat menghapus kotoran ……………………
3.
إِنَّ الصَّلَوةَ
تَنْهى عن الفخشاء والمنكر
Maksud ayat tersebut ialah shalat dapat
mencegah ……………
4.
Mendirikan
shalat lima waktu sehari semalam hukumnya ……
5.
Perumpamaan
shalat lima waktu bagaikan orang yang mandi tiap hari………………………………………………………………………………………
6.
Shalat dapat
mencegah perbuatan ………dan………………………
7.
Dalam
gerakan shalat dapat menyegarkan badan dan mengendorkan…..
8.
Orang yang
mengerjakan shalat lima waktu jiwanya akan tenang dan………………………………………………………………………………
9.
Orang yang
tidak pernah shalat hatinya akan…………………
10.
Suci lahir
dan batin adalah syarat sebelum ………………………
e. TUGAS
1. Tuliskanlah hadits tentang shalat berikut
artinya !
2. Hapalkan hadits tentang shalat berikut
artinya dengan benar !
HADITS TENTANG SHALAT BERJAMA’AH
Kerangka pembelajaran
Kompetensi Dasar
Memahami
hadits tentang shalat berjama’ah
Indikator
Pencapaian Hasil Belajar
v Melafalkan hadits dengan fasih
v Menyebutkan arti hadits dengan benar
v Menjelaskan isi kandungan hadits
v Hafal hadits beserta artinya dengan
benar
v Menunjukan perilaku yang
mencerminkan isi hadits
Materi pokok
Tentang
shalat berjama’ah
1. Hadits Tentang Shalat
Berjama’ah
عَنِ ابْنِ عُمَرَرَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ,قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:صَلاَةُ
الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَّعِشْرِيْنَ دَرَجَةً . (رواه
البخارى)
a. Arti Kata-kata
Shalat berjama’ah =
Sendirian
=
Dengan 27 derajat =
Bersama
=
Lebih utama =
Dari shalat =
|
صلاة الجماعة
الفذِّ
بسبع وعشرين درجة
الجماعة
أفضل
من صلاة
|
b.
Terjemahan
Dari
Ibnu Umar r.a sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersbda : Shalat berjama’ah itu
lebih utama di banding shalat sendirian dengan selisih 27 derajat . ( H.R.
bukhari )
c.
Pokok-pokok Isi Kandungan Hadits
Di
dalam hadits ini Nabi Muhammad SAW menerangkan keuntungan shalat lima waktu
yang di kerjakan secara berjama’ah. Shalat fardhu lima kali sehari semalam
dapat di kerjakan sendiri-sendiri (munfarid) atau dikerjakan dengan berjama’ah.
Shalat berjama’ah yaitu shalat bersama-sama, seorang bertindak sebagai imam dan
yang lain mengikuti di belakang sebagai ma’mum.orang yang bertindak sebagai imam adalah yang fasih
bacaan Al-Qur’annya. Apabila tidak ada, maka dicari orang yang paling banyak
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.
Shalat
berjama’ah dapat dikerjakan di rumah, di mushllah atau di mesjid, di kantor, di
sekolah atau di tempat-tempat lainnya. Dalam shalat berjama’ah sedikitnya
terdiri atas 2 oarang, seorang bertindak sebagai imam dan yang seorang lagi
sebagai ma’mum. Shalat berjama’ah harus di biasakan dan sangat besar maknanya.
Dalam hadits ini di terangkan bahwa shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan
dengan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat. Maksudnya adalah shalat
sendirian pahalanya 1 derajat , maka shalat berjama’ah pahalanya 27 derajat. Begitu
besarnya pahala shalat berjama’ah , sehingga Nabi SAW pernah menyuruh sahabat
beliau yang sudah shalat sendirian untuk ikut shalat lagi berjama’ah. Kisahnya
adalah sebagai berikut :
Pada
suatu ketika setelah Nabi shalat subuh secara berjama’ah, Nabi melihat 2 orang
sahabat tidak ikut shalat berjama’ah. Nabi menyuruh memanggil mereka. Setelah
datang Nabi bertanya, mengapa kamu tidak
Ikut
shalat berjama’ah ?, mereka menjawab : kami sudah mengerjakan shalat di rumah.
Selanjutnya Nabi bersabda jangan begitu, apabila kamu telah mengerjakan shalat
kemudian bertemu dengan orang yang sedang mengerjakan shalat berjama’ah, maka
hendaklah ikut lagi shalat dengan mereka, karena shalat secara berjama’ah itu
hukumnya sunnah.
Peristiwa
diatas menunjukan bahwa apabila sudah selesai mendirikan shalat sendirian,
kemudian ada orang lain yang mengerjakan dengan berjama’ah, maka sunnah bagi
kita untuk ikut lagi menjadi ma’mum. Shalat berjama’ah membawa manfaat yang
langsung dapat dirasakan di dunia seperti :
1.
memperereat
tali persaudaraan dan persatuan di antara umat islam.
2.
Menambah
semarak hidup beragama atau syiar islam.
3.
Mendidik
sifat tolong menolong.
4.
Menghilangkan
sifat sombong atau takabur.
5.
Memudahkan
hubungan satu sama lain.
6.
Cepat
mengetahui saudara atau tetangga yang sedang kesulitan,sehingga dapat segera
memberikan bantuan.
Itulah
keuntungan yang di peroleh dari shalat berjama’ah.
d. Kesimpulan
1.
Shalat
berjama’ah itu pahalanya 27 kali lipat dari pahala shalat sendirian .
2.
Orang yang
sudah selesai mendirikan shalat fardhu sendirian sunnah Mengulanginya dengan shalat
berjama’ah apabila ia dapati orang Berjama’ah.
3.
Shalat
berjama’ah sedikitnya dilaksanakan oleh dua orang, seorang menjadi imam dan
yang lain menjadi ma’mum.
Uji Kompetensi
A. Isilah jawaban di bawah ini dengan benar !
1. Ibadah yang paling pokok dalam
islamadalah……………………
2. Shalat berjama’ah
hukumnya……………………………………………
3. Shalat berjama’ah sedikitnya
dilakukan……………………………
4. Keutamaan shalat berjama’ah di
banding shalat sendirian adalah….
5. Salah satu keuntungan atau manfaat
shalat berjama’ah adalah mempererat…………………………………………………………………….
6. Shalat bersama-sama dinamakan shalat…………………………
7. Orang yang berhak menjadi imam
adalah…………………………
8. صلاة الجما عة artinya…………………………………………………………
9. بسبع وعشرين درجة artinya……………………………………………………
10. افضلartinya…………………………………………………………………………
B. TUGAS
Tulislah
Hadits tentang shalat berjama’ah berikut artinya !
Hafalkan
Hadits tentang shalat berjama’ah dengan benar dan fasih !
Biasakanlah
shalat lima waktu dengan berjama’ah !
hadist adab makan yang ini ada ga?
BalasHapusلا يشربن احدكم قائما
"Laa yasyrobanna ahadukum qooimaa"
Artinya : Janganlah kamu makan dan minum sambil berdiri
bagus
BalasHapus