Kamis, 14 November 2013

materi hadits kls 2 diniyah takmiliyah



Kerangka Pembelajaran
Kompetensi Dasar

Memahami tentang Hadits keutamaan Akhlak

Indikator Pencapaian Hasil Belajar

v   Melafalkan hadits dengan fasih
v   Menyebutkan arti hadits dengan benar
v   Menjelaskan isi kandungan hadits
v   Hafal hadits beserta artinya dengan benar
v   Menunjukan perilaku yang mencerminkan isi hadits









1.     Hadits tentang keutamaan Akhlak                
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه التر مدي)
a.   Arti kata-kata
Bertaqwalah                                         =
Dimana saja                                          =

Engkau berda                                       =
Iringilah                                                 =
Perbuatan buruk                                 =
Perbuatan baik                                    =

Akan menghapusnya                          =
Ber-akhlaklah                                       =
Dengan akhlak                                     =
Yang baik                                               =                    
إِتَّقِ
حَيْثُمَا
كُنْتَ
أَتْبِعِ
اَلسَّيِّئَةَ
اَلْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا
خَالِقِ
بِخُلُقٍ
حَسَنٍ
b.    Terjemahan
Dari Abi Dzar r.a Berkata, Rasulullah SAW bersabda, bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik tentu akan menghapusnya dan bergaulah sesama manusia dengan akhlak yang baik (H.R.At. Turmudzi)

c.    Pokok-pokok isi kandungan hadits
Taqwa adalah taat mengerjakan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya, dengan hati yang ikhlas semata-mata mengharapkan keridhoan Allah SWT. Taqwa dapat membuat orang berkedudukan mulia di sisi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13 :                 
....إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ.... (الحجرات)

 Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang 
                   Yang paling bertaqwa diantara kalian.
Selanjutnya di dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW Menyuruh kita sebagai umatnya agar bertaqwa kepada Allah SWT di manapunkita berada. Kemudian Nabi juga menyuruh agar segera mengiringi keburukan dengan perbuatan baik. Dan bergaulah dengan manusia.
Hadits ini menunjukan bahwa bertaqwa kepada Allah tidak hanya beribadah kepada Allah saja, tetapi harus berakhlak baik terhadap sesame manusia. Apalagi terlanjur berbuat keburukan segera mengiringinya dengan perbuatan baik, sehingga keburukan itu dapat terhapus. Dapat kita simpulkan bahwa perintah pertama dalam Hadits ini
Adalah bertaqwa kepada Allah SWT. Orang yang bertaqwa tidak memandang tempat ataupun waktu. Dimanapun kita berada dan saat yang bagaimana pun kita tetap taat menjalankan perintah agama dan meninggalkan larangannya.
Orang bertaqwa tidak hanya taat apabila berkumpul dengan orang lain, tetapi ia tetap taat,pada saat berkumpul dengan orang lain dan pada saat sendirian. Baik dalam kedaan senang maupun dalam keadaan susah. Di rumah atau dalam perjalanan, di negeri sendiri atau di negeri orang. Ia mentaati perintah agama semata-mata hanya karena Allah, bukan karena manusia. Di manapun manusia berada, Allah akan tetap melihat dan mengetahi. Orang yang berbuat jahat bersembunyi sendirian dan dalam rumah yang terkunci atau rumah itu terletak di tengah hutan, niscaya Allah mengetahuinya. Itulah Nabi menyuruh agar bertaqwa di manapun kita berada.
Perintah kedua adalah agar mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik. Ketika seseorang terlanjur melakukan perbuatan buruk, segeralah ia menebusnya dengan perbuatan baik, karena perbuatan buruk itu akan terhapus. Perbuatan buruk adalah perbuatan yang dilarang islam seperti mengupat, mencela, membicarakan aib orang lain,menghina sesama kawan, mengolok-olokan, hasad, dengki,iri hati dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan seperti itu termasuk perbuatan dosa. Jika ia terlanjur melakukannya, hendaklah segera minta maaf, kemudian bertaubat kepada Allah serta menebusnya dengan perbuatan baik, seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin, menolong orang lain, mengembirakan hati orang lain dan lain-lain.
Dosa perbuatan buruk yang terlanjur di lakukan itu akan terhapus oleh pahala perbuatan baik yang kita lakukan sesudahnya.
Perintah ketiga, yaitu agar bergaul dengan sesama manusia dengan akhlak yang mulia. Nabi kita Muhammad SAW menyuruh umatnya agar bergaul sesama manusia dengan akhlak yang baik, karena salah satu tugas beliau adalah menyempurnakan akhlak. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُِ تَمِّمَ مَكَارِمَ الأَ خْلاَقِ . ( رواه البخا رى )
Artinya : Dari Abu Hurairah R.A dari Nabi Muhammad SAW beliau Bersabda : “ Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia. “ (H.R.Al Bukhari)                                                          
Akhlak terdiri dari empat bagian :
1.    Akhlak kepada Allah
2.    Akhlak terhadap sesama manusia
3.    Akhlak terhadap diri sendiri
4.    Akhlak terhadap makhluk lainnya.
Perintah Nabi untuk bergaul sesame manusia dengan akhlak yang baik adalah perintah yang bertujuan menyempurnakan akhlak manusia terhadap sesame manusia.
Maksud bergaul dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik bersikap dan bertingkah laku menyenangkan, dan tidak menyakiti  orang lain, misalnya: sopan santun,bermuka manis, tutur kata yang halus menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, jujur, ramah tamah,suka menolong, tidak sombong, tidak suka mengumpat dan mencela, tidak suka menjelekan orang lain, tidak suka berburuk sangka, tidak suka berkelakuan kasar dan sebagainya.

d.    KESIMPULAN
1. Taqwa harus di lakukan di manapun kita berada
2. Orang yang bertaqwa, taat beribadah kepada Allah dan berakhlak
     Mulia terhadap sesame manusia.
3. Jika orang terlanjur melakukan perbuatan buruk, hendaklah segera
    Mengiringinya dengan perbuatan baik.
4.Hendaklah kita bergaul sesama manusia dengan akhlak yang baik
    dan Menghindarkan perbuatan yang dapat menyakitkan hati orang
    lain.
5. Nabi Muhammad SAW di utus oleh Allah SWT untuk
    Menyempurnakan akhlak yang mulia.                               
2.   Hadits Tentang Sunnah Bermuka Manis
عَنْ أَ بِى ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: لا تحقرن من المعروف شيأ ولوأن تلقى أخا ك بوجه طليق (رواه مسلم)


a.    Arti kata-kata
Dari                                           =
Bersabda                                  =
Kepada saya                             =
Rasulullah                                 =
Jangan meremehkan              =
Dari kebaikan                           =
Sesuatu                                     =
Walau sekadar menyambut  =
Kawan                                       =
Dengan muka yang manis     =
Saudarmu                                 =

Dengan wajah yang ceria       =                 
عَنْ
قَالَ
لِيْ
رَسُوْلُ اللهِ
لَا تَحْقِرَنَّ
مِنَ الْمَعْرُوْفِ
شَيْأً
وَلَوْ أَنْ تُلْقِيَ
أَخَاكَ
بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ

b.   Terjemah
Dari Abu Dzarr r.a berkata : Rasulullah SAW. Bersabda kepada saya: jangan meremehkan(memperkecil) perbuatan kebaikan sesuatupun, walau sekadar menyambut kawan dengan muka yang manis.


c.   pokok-pokok isi kandungan hadits
Dasar hadits diatas Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar mempunyai sifat bermuka manis dalam arti jangan sombong, kecut, kejam dan lain sebagainya.
Kita sebagai umat muslim harus mempunyai akhlak yang baik diantaranya
Bermuka manis karena bermuka manis merupaka akhlak yang baik dan mulia, akhlak yang baik dan mulia memiliki keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya setiap muslim mengambil akhlak yang baik sebagai perhiasan. Yang perlu di ingat bahwa ukuran baik atau buruk suatu akhlak bukan di timbang menurut selera individu, buka pula hitam putih akhlak itu menurut ukuran adat yang di buat manusia. Karena boleh jadi, yang di anggap baik oleh adat bernilai jelek menurut timbangan syari’at atau sebaliknya. Setinggi apapun ilmu yang di miliki oleh seseorang kalau tidak disertai dengan akhlak yang baik, tidalah ada artinya.                                                
Uji Kompetensi
 وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ..........................................................................................1
2.   إِتَّقِ اللهَ  artinya …………………………………………………...
3.     وَخَالِقِ النَّاسَ artinya…………………………………………
5.     حَيْثُمَا كُنْتَartinya………………………………………………………
6.   Akhlak terdiri dari………………………………………........……bagian
7.   Siapakah orang yang paling mulia di sisi Allah………………
8.    Perbuatan buruk harus diiringi dengan perbuatan……………
9.    Kepada manusia kita harus……………..........
10.  Bertaqwa kepada Allah tidak mengenal………….dan………














Hadits Tentang Adab Makan
Kerangka Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Memahami Hadits Tentang Adab Makan
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
v   Melafalkan hadits dengan fasih
v   Menyebutkan arti hadits dengan benar
v   Menyebutkan isi kandungan hadits
v   Hafal hadits beserta artinya dengan baik
v   Menunjukan prilaku yang mencerminkan isi hadits










1.     Hadits Tentang Adab Makan                 
عَنْ عَمْرِبْنِ أَبِيْ سَلْمَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُمَاقَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ.(متفق عليه)
a.    Arti Kata-kata   
Dari                                              =
Bersabda                                     =
Rasulullah                                   =

Bacalah bismillah                      =
Makanlah                                   =
yang dekat-dekat kepadamu =
عَنْ
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ
سَمِّ اللهَ
وَكُلْ
مِمَّايَلِيْكَ

b.   Terjemah
Amru bin Abi Salamah r.a. berkat : Rasulullah SAW mengajarkan kepada saya : Bacalah basmalah dan makanlah dengan tangan kananmu, dan dari yang dekat-dekat kepadamu.
c.    Pokok-pokok isi kandungan hadits
Islam sungguh indah. Sampai-sampai ketika makan tersajikan dan hendak di santap, islam memiliki aturan di dalamnya. Ini semua di lakukan agar ada keberkahan ketika makan. Diantara adab sederhana yang di ajarkan oleh Nabi SAW ketika makan adalah membaca “ BISMILLAH”  ini mengandung pengertian, bahwa makanan dan minuman yang di konsumsi oleh manusia sesungguhnya adalah karunia Allah yang harus di syukuri. Ketika nama Allah di sebut oleh orang yang hendak makan dan minum, berarti ia mengharap keberkahan dari makanan dan minuman yang akan di konsumsi dan supaya tidak di sertai dengan syaitan. Di samping ketika hendak makan harus membaca BISMILLAH,kita juga harus memperhatikan adab makan yang lainnya diantaranya, cuci tangan sebelum makan karena ini sangat di anjurkan, untuk menghilangkan kotoran atau hal-hal yang berbahaya bagi tubuh yang melekat di tangan kita, supaya kita terhindar dari segala penyakit dan tetap sehat selamanya. Adab makan yang selanjutnya adalah makan dengan tangan yang kanan ini menunjukan simbol kebajikan yang mengandung nilai terpuji. Karena itu, Rasulullah SAW  senantiasa membiasakan yang kanan (al-tayainun) dalam setiap aktivitas kesehariannya, baik yang berhubungan dengan ibadah maupun akhlak. Secara kontekstual, pembiasaan tangan kanan dalam makan dan minum ini dapat di maknai pula sebagai perintah untuk selalu mendapatkan makanan dan minuman dengan cara yang baik dan terpuji. Selanjutnya akhlak yang baik dalam makan yaitu harus mengutamakan makanan dan minuman yang paling dekat. Adalah sangat indah dan santun ketika seorang muslim lebih mangutamakan makanan yang paling mudah diraihnya daripada yang jauh dan sulit diraihnya walaupun lebih lezat dan menarik. Akhlak ini sesungguhnya mengandung esensi, bahwa setiap muslim dilarang bersikap tamak dan serakah sehingga selalu mengharap sesuatu yang tidak dimilikinya.
Setiap muslim diperintahkan untuk selalu menghiasi dirinya dengan sifat qana’ah, yaitu menerima dan merasa cukup sekaligus mensyukuri apa yang dimilikinya sebagai nikmat dari Allah SWT.
2.   Hadits Tentang jangan mencela makanan dan sunat memuji
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:مَاعَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًاقَطْ, إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ,وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ.(متفق عليه)
a.     Arti Kata-Kata                             
Dari                                                   =
Bersabda                                          =

Tidak pernah mencela                   =
Rasulullah                                        =
Makanan                                          =
Sama sekali                                      =

Jika ia suka                                       =
Dia memakannya                           =
Jika ia tidak menyukainya            =

Ia membiarkannya                         = 
عن
قال
ماعاب
رسول الله
طعاما
قط
إن اشتهاه
أكله
وإن كرهه
تركه

b.     Terjemah
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan selamanya. Jika ia suka di makannya, dan jika tidak suka ditinggalkannya.(muttafaq ‘alaih)
c.    Pokok-Pokok isi kandungan hadits
Hadits ini memberikan pelajaran bagi kita agar kita tidak boleh mencela makanan baik suka maupun tidak suka sebaliknya kita harus memujinya. Kalau kita mencela makanan sama halnya kita mencela pemberi makanan yaitu Allah SWT, Allah yang memberi rizki kepada kita, Allah yang memberi segalanya kepada kita. Kalau kita suka makanan itu makanlah dan jikalau kita tidak suka tinggalkan. Seburuk atau sejelek apapun makanan janganlah kita menghinanya, tetaplah kita harus memujinya karena makanan itu merupakan karunia dari Allah SWT.                     













Uji Kompetensi
1.   Ketika kita makan disunahkan membaca…………………………………………….
2.   Makanan dan minuman yang di konsumsi oleh manusia sesungguhnya Adalah………………………………………………………………………………
3.  Bila kita makan membacakan basmalah insya Allah akan mendapat…….
4.  Sebelum makan kita harus mencuci………………………………
5.  Makan harus dengan tangan…………………………………………
6.    وكل بيمينكartinya…………………………………………………………
7.     وكل مما يليكartinya……………………………………………………
8.   kita harus mengutamakan makanan dan minuman yang paling………….
9.   Kita tidak boleh……………………………………………….makanan
10.  ماعا بartinya………………………………………………………………

TUGAS
Tulislah hadits tentang adab makan beserta artinya
Hapalkan hadits tentang adab makan beserta artinya dengan benar

HADITS TENTANG MENGHORMATI ORANG TUA
DAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Kerangka pembelajaran
Kompetensi Dasar
Memahami hadits tentang menghormati orang tua dan berbakti kepada kedua orang tua
Indikator Pencapaian Hasil Belajar
v   Melafalkan Hadits dengan fasih
v   Menyebutkan arti hadits dengan benar
v   Menyebutkan isi kandungan hadits
v   Hafal hadits beserta artinya dengan baik
v   Menunjukan prilaku yang mencerminkan isi hadits







1.    Hadis Tentang Menghormati Orang Tua dan Berbakti kepada
        Kedua Orang Tua
عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عَمْرِبْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ,عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا اللهِ فِيْ رِضَاالْوَالِدَيْنِ,وَسُخْطُ اللهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ (رواه البيهقي)
a.     Arti kata-kata:
Dari                                                 =
Bersabda                                        =

Keridhaan Allah                            =
Kedua Orang tua                          =
Kemurkaan                                    =
عن
قال
رضاالله
الوالدين
سخط
b.    Terjemahan :
“ Dari Abdillah bin Amr bin Ash r a, dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: Keridhaan Allah itu di dasarkan atas keridhaankedua orang tua, dan kemurkaan Allah itu di dasarkan atas kemurkaan orang tua. (H.R.Baihaqi)
C.     Pokok isi/ kandungan Hadits.
Hadits ini memberikan petunjuk kepada kita tentang pentingnya berbakti kepada kedua orang tua. Sebagai anak yang shaleh, di samping berbakti kepada Allah, kita juga harus berbakti kepada kedua orang tua.
Orang tua itulah yang sejak kecil,terutama ibu yang telah mengandung dan melahirkan kita, memelihara dan mendidik kita.
Berbakti kepada kedua orang tua adalah perintah Allah, oleh karena itu berbakti kepada kedua orang tua berarti berbakti kepada Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua berarti durhaka kepada Allah SWT.
Jika kita berbakti kepada kedua orang tua, tentu orang tua kita akan senang, Bahagia dan meridhai apa yang kita lakukan. Tetapi jika kita durhaka,tentu kedua orang tua akan murka dan sakit hatinya. Barang siapa menyakiti hati Orang tua berarti ia telah berbuat murka kepada Allah, dan Allah mengancam Dengan siksa api neraka yang amat pedih. Itulah sebabnya ridha Allah di dasarKan atas ridha kedua orang tua kepada kita. Jika orang tua tidak ridha kepada kita, karena mungkin kita berbuat kesalahan yang menyakitkan, walupun kita ahli ibadah, maka Allah tidak akan meridhai kita, karena kita tidak pernah menyakitinya, maka Allah pun meridhai segala perbuatan baik yang kita lakukan. Marilah kita dengar cerita tentang orang yang durhaka kepada orangTuanya. Pada zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup , ada seorang laki-laki Bernama Al-Qamah, dia ahli ibadah, seorang dermawan yang suka memberikan makan dan sedekah kepada fakir miskin, tapi ia berbuat durhaka dan tidak taat kepada ibunya, dia lebih senang mengikuti kemauan istrinya. Pada suatu saat ketika ia sakit keras, karena itu istrinya segera menyuruh orang melaporkan kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa suaminya (Al-Qamah) sakit keras dan dalam keadaan sekarat. Nabi segera mengutus sahabat-sahabtnya yaitu Bilal, Ali bin Abii Thalib, Salman dan Amr untuk menengok Al-Qamah. Setelah dihadapi oleh sahabat sahabat tadi, Al-Qamah Dalam keadaan berbaring, lalu secara bergantian dibacakan talqin yaitu “ Laa Ilaahaillallah, Muhammadur Rasulullah”, tapi anehnya Al-Qamah tidak dapat Mengikuti ucapan tersebut. Melihat yang demikian itu, sahabat Bilal segera melaporkan kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa Al-Qamah tidak dapat mengucapkan kalimat syahadat itu. Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Bilal: “ Bilal !, apakah ayahnya masih ada ?, jawab Bilal, “ ayahnya telah lama Meninggal dan masih ada ibunya, tapi telah tua renta “. Lalu Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada Bilal, “ panggillah ibunya, suruh datang kesini, Kalau ia sudah tidak dapat kesini, saya yang kesana “. Ibu Al-Qamah mendengar Nabi yang memanggil, walaupun dengan bertongkat terpaksa ia datang juga menghadapi Nabi Muhammad SAW. Nabi bertanya , “ apakah yang dilakukan Al-Qamah, anakmu itu ?, jawab ibunya, “ anak saya itu keadaan-Nya baik, shalat, berpuasa juga suka memberikan sedekah kepada fakir miskin, Tapi sayang dia sering manyakiti hati saya, sehingga kadang-kadang saya marah sekali, dia lebih senang menuruti kemauan istrinya dari pada menghormati saya”. Apakah sekarang dosa anakmu itu kau ampuni ? “ kata Nabi. Kata ibunya, “ rasanya saya sangat berat untuk mengampuni dosa Al-Qamah, karena dia terlalu menyakiti hati saya “, lalu segera saja Nabi memerintahkan sahabat Bilal: “ BIlal !, ambillah kayu bakar sebanyak-banyaknya, lalu kumpulkan disitu, dan akan aku bakar Al-Qamah itu “ kata Nabi. Mendengar sabda Nabi SAW yang demikian ibunya menjawab, “ ya………….Rasul !, saya tidak kuat melihat anak saya terbakar, dia masih tetap Menjadi buah hati saya, dia masih menjadi kenangan dan bayangan di mata saya , kiranya ya Rasul ! segala dosa dan kesalahan anakku, kini saya ampuni, Saya bebaskan “. Kenapa Al-Qamah akan di bakar oleh Nabi ? karena amal ibadah dan sedekahnya tidak berguna sama sekali, karena ia menyakiti hati ibunya. Setelah ibunya mengucapkan maaf di hadapan Nabi Muhammad SAW  Atas dosa-dosa Al-Qamah, lalu Nabi menyuruh sahabat Bilal untuk kembali ke rumah Al-Qamah. Baru saja Bilal sampai di pintu rumah,Al-Qamah di dengar telah mengucapkan kalimat “ Laa ilaahaillallah, Muhammadur Rasulullah “ sahabat Bilal langsung masuk, tetapi di dapati Al-Qamah telah meninggal dunia. Anak-anak itulah salah satu kisah orang yang tidak taat kepada ibunya Atau orang tuanya, untung masih ada Nabi Muhammad SAW yang bisa menggugah hati ibunya, kalau tidak ? oh………………………..betapa celakanya. Mudah-mudahan kita semua tergolong orang yang taat dan berbakti kepada Allah SWT dan kepada kedua orang tua.            
2.    Sabda Nabi Muhammad SAW :                   
عن أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ,قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُ مَّهَاتِ . (رواه الخطيب)
a.    Arti Kata-kata :
عن انس
الجنة
تحت
اقدام
الامها ت
Dari Anas                                        =
Surga                                               =
Di bawah                                        =
Telapak kaki                                   =
Ibu                                                   =
b.   Terjemahan :
Dari Anas r.a ia berkata : Nabi SAW bersabda : Surga itu di bawah telapak kaki ibu . (H.R. Khatib)
c.    Pokok isi Kandungan hadits diatas :
Hadits di atas menunjukan bahwa kita wajib berbuat baik dan hormat kepada orang tua, khususnya kepada ibu yang telah mengandung kita, melahirkan kita, Mendidik kita dan membesarkan serta mengantarkan kita mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akherat . Surga itu di bawah telapak kaki ibu, Artinya kita harus memulyakan dan menghormati ibu kita yang telah bersusah payah mengandung, melahirkan, mengasuh, mendidik kita dari kecil. Jika kita dapat memulyakan ibu kita, niscaya kita dapat surga yang menjadi idaman bagi Setiaporang yang beriman dan bertaqwa dari Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus memulyakan ibu kita dengan jalan mengikuti perintahnya selama perintah itu sejalan dengan ajaran islam.                                         

3.    Hadits Tentang persaudaraan
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ,قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا . (رواه مسلم(
A.    Perhatikan Cara Membacanya !
An abii muusa                                   =
Radhiyallahu ‘ anhu                         =
Qaala                                                  =
Qaala rasuulullaahi                          =

Shallallaahu ‘alaihi wasallama       =

Almu’minu lil  mu’mini                   =
Kalbunyaani                                      =
Yasyuddu ba’duhu ba’dhaa(n)       =
عن أبى مو سى
رضي الله عنه
قال
قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم
المؤمن للمؤمن
كالبنيا ن
يشد بعضه بعضا
B.    Terjemahan Hadits
Dari Abi Musa R.a ia berkata : Rasulullah SAW telah berabda :” seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya ( H.R.Muslim)


C.   Pokok pokok isi kandungan Hadits di atas
Hadits ini menunjukan bahwa orang mukmin terhadap mukmin lainnya laksana bangunan yang kokoh. Artinya orang mukmin harus saling tolong menolong satu dengan yang lainnya, saling bantu membantu dalam kebaikan sehingga membentuk masyarakat yang kuat,kokoh dalam persatuan dan kesatuan seperti yang Nabi gambarkan dalam Hadits di atas.
Memang gambaran Hadits ini sangat tepat, kita lihat bangunan yang kokoh itu Pada dasarnya dari benda yang tidak mempunyai kekuatan sama sekali bila berdiri sendiri, seperti batu bata. Walaupun di susun dengan jumlah yang banyak, kalau tidak di bantu oleh benda lainnya, seperti semen dan pasir, barangkali didorong sedikit saja sudah roboh. Begitu juga pasir walaupun jumlahnya banyak tidak mempunyai kekuatan sama sekali akan tetapi jika batu bata ,semen, pasir bersinergi menjadi satu maka jadilah tembok yang kuat. Begitulah orang mukmin tidak boleh berdiri sendiri tanpa orang lain, kalau ingin kuat dan kokoh, harus saling mengasihi, saling mencintai, saling bantu membantu. Berat sama di pikul ringan sama dijinjing.
Uji Kompetensi

Isilah pertanyaan di bawah ini !
1.   Dimanakah letak keridhaan Allah itu ?
2.   Apa yang di maksud dengan suhtul walidain ?
3.   Bolehkah kita berani kepada orang tua, kenapa ?
4.   Bagaimana menurut pendapatmu tentang cerita Al-Qamah,
      Kenapa dia mengalami kesulitan ketika mau meninggal ?
5.   Tuliskan Hadits tentang keridhaan dan kemungkaran Allah ?

6.   Apa arti hadits di bawah ini !
الجنه تحت أقدام الامها ت
7.  Tentang apakah hadits di bawah ini !
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : المؤمن للمؤمن كالبنيا ن يشد بعضه بعضا . (رواه مسلم)                      
8 .  Apa arti kata    (يشد   ) ?
                 

9. (  كالبنيا ن  )     artinya ?

10.  Bolehkah kita sebagai muslim berdiri sendiri tanpa orang lain ?

TUGAS  :
1.    Hafalkan Hadits tentang menghormati orang tua !
2.    Hafalkan Hadits tentang berbakti kepada orang tua














Hadits tentang kewajiban hormat kepada guru
dan memuliakan para ulama

kerangka pembelajaran
Kompetensi dasar

Memahami tentang hadits kewajiban hormat kepada guru
 dan memuliakan orang yang mempunyai ilmu

Indikator Pencapaian Hasil Belajar

v   Melafalkan hadits dengan fasih
v   Menyebutkan Kata –kata hadits dengan benar
v   Hafal hadits beserta artinya dengan lancar
v   Menunjukan perilaku yang mencerminkan isi hadits tentang Hormat kepada guru, tawadhu dan memulyakan para     ulama
     
1.   Hadits tentang kewajiban hormat kepada guru,          
       Dan memuliakan para ulama

 عَنْ زَارَعٍ وَكَانَ فِى وَفْدِعَبْدِ الْقَيْسِ قَالَ لَمَّاقَدَمْنَا اَلْمَدِيْنَةَ فَجَعَلْنَانَتَبَادَرُمِنْ رَّاحِلِنَا فَنُقَبِّلُ يَدَالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرِجْلَهُ (رواه ابوداود)
a.   Arti Kata-kata:
Dari                                           =
Ketika beliau                           =
Delegasi suku Abdil Qais       =
Beliau berkata                        =
Ketikasampai dikota=             madinah                                =
Kami bersegera turun           =
Darikendaraan kita                =
Lalu kami mengecup             =
TanganNabi                             =
Kaki Nabi                                 =        
عن
وكان
في وفدعبدالقيس
قال
لما قدمنا
المدينة
فجعلنا نتبادر
من رواحلنا
فنقبل
يدالنبي
ورجله

b.   Terjemahan Hadits
Dari Zari ketika beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata, Ketika sampai di madinah kami bersegera turun dari kendaraan kita,lalu kami mengecup tangan dan kaki Nabi SAW. (H.R Abu Dawud)
c.    pokok isi kandungan Hadits di atas
Atas dasar Hadits ini, para Ulama mensunahkan mencium tangan guru,Ulama,orang shalih, serta orang-orang yang kita hormati. Kata imam Nawawi dalam satu kitab karangannya menjelaskan bahwa mencium tangan orang shalih, guru dan ulama yang utama itu di sunahkan. Sedangkan mencium tangan selain orang-orang itu hukumnya makruh.
Kita sebagai murid sebelum menuntut ilmu menetapkan guru, hendaklah kita berpikir dulu serta beristikharah kepada Allah untuk memilih guru orang yang akan memberi bimbingan (guru) dalam memperoleh ilmu kemudian  memperlakukan guru dengan akhlak yang baik dan sopan santun.hendaklah kita memilih orang-orang yang professional, ahli dalm bidang keilmuannya, memiliki rasa kasih sayang, tampak kewibawaannya dan tampak jelas perilakunya. Sebagai mana ulama salaf berkata, “Ilmu itu adalah agama maka lihatlah (angan-anganlah) dari siapa engkau memperoleh(mengambil) agamamu.” Dan hendaknya kita patuh dan taat terhadap guru. Karena guru yang telah mandidik kita, meluruskan akhlak kita, mencerdaskan akal kita dan yang menghantarkan kita mencapai kesuksesan dunia dan akhirat serta mencapai derajat yang tinggi dunia dan akhirat. Kita harus berusaha mencari keridhaan guru dan dengan sepenuh hati. Menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam berkhidmat kepada guru.
Ketika kita memandang guru harus dengan penuh kehormatan dan keagungan terhadapnya. Dan menyakini akan besarnya derajat kesempurnaan seorang guru. Sebab keterangan tersebut akan lebih dekat terhadap manfaat ilmu yang di perolehnya. Abu yusup berkata, “Barang siapa yang tidak manyakini keagungan gurunya maka ia tidak akan sukses.” Dalam menghormati guru ketika kita duduk bersamanya duduklah dengan adab tatakrama seperti saat tasyahud pada waktu shalat atau duduk bersila dengan penuh tawadhu, tenang dan khusyu, dan jangan menoleh sekalipun mendengar sesuatu kecuali bila ada keperluan lebih-lebih ketika membahas ilmu. Disamping menghormati guru, kita juga harus memuliakan dan menghormati kerabat, teman dari guru.karena pada hakikatnya menghormati mereka berarti menghormati guru.termasuk menhormati guru adalah jangan duduk di tempat guru, di
 mushallanya, di tempat tidurnya dan jangan pergi dari sisinya kecuali ada izin darinya.
2.   Hadits tentang tawadhu.
وَعَنْ عِيَاضِ بْنِ حَمَّارٍرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَى أَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لاَ يَفْخَرُأَحَدٌ وَلاَيَبْغِيْ أَحَدٌعَلَى أَحَدٍ (رواه مسلم)


a.    Arti kata-kata
Dari                                               =
Bersabda                                    =
Rasulullah                                  =
Sesungguhnya Allah                  =
Telah mewahyu                        =
Kepada saya                              =
Agar bertawadlu                       =
Sehingga                                     =
Tidak menyombongkan diri   =
Seorang                                       =
Terhadap lainnya                     =
Tidak menganiaya                    =
وعن
قال
رسول الله
إن الله
أوحى
إلي
أن تواضعوا
حتى
لايفخر
أحد
على أحد
ولايبغى

b.    terjemah Hadits                         
Ijadl bin Himar,r.a. berkata: Bersabda Rasulullah SAW : Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada saya : bertawadlu’ (merendahdirilah ) hingga
Seseorang tidak menyombongkan diri terhadap orang lainnya dan seseorang Tidak menganiaya terhadap lainnya. (H.R.MUSLIM )
c.    pokok isi kandungan hadits di atas
Hadits di atas ini memberikan sebuah pelajaran bagi kita agar senantiasa kita jangan mempunyai sifat sombong harus selalu mempunyai sifat tawadlu. Sikap merendah tanpa menghina diri-merupakan sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh mahkluk-nya. sudahkah kita memilikinya ?
Merendahkan diri (tawadhu) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga dihadapan seluruh mahluk-nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.
Tawadhu “’adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka ataupun dalam keadaan marah. Artinya, janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.
Lawan sifat tawadhu’ adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat di benci Allah dan Rasulnya. Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya: kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain. Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dalam rangka menolaknya atau mengingkarinya berarti anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong.
Tahukah anda apa yang di perbuat Allah SWT terhadap iblis yang terkutuk ? dan apa yang di perbuat Allah kepada Fir’aun dan tentaranya ? kepada Qarun dengan semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka di binasakan Allah SWT karena tidak memiliki sikap tawadhu’  dan sebaliknya justru menyombongkan diri.
Tawadhu ‘ di hadapan kebenaran menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu’ adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan di akhirat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 83.
تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ) (القصص : ٨٣)
b.   Terjemahnya :
Negri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak meyombongkan diri dan berbuat keruksakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertaqwa.
Demikianlah Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’ itu sebagai sebab tersebarnya persatuan dan persamaan derajat, keadilan dan kebaikan di tengah-tengah manusia, sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan yang mengakibatkan memperlakukan orang lain dengan kesombongan.
3.  Hadits memulyakan ulama .                     
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وّسَلَّمَ أَكْرِمُوْاالْعُلَمَاءَ,فَإِ نَّهُمْ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ,فَمَنْ أَكْرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ (رواه الخطيب عن جا بر)
a.      arti kata-kata:
Ber sabda Nabi                                =
Mulyakanlah ulama                        =
Maka sesungguhnya ulama           =
Pewaris Nabi                                    =
Barang siapa                                     =
Memulyakan ulama                        =
Maka sungguh memuliakan Allah =
Dan rasulnya                                     =
وقال النبي
أكرموا العلما
فإنهم
ورثة الأَنبياء
فمن
أكرمهم
فقد أكرم الله
ورسوله

b.      Terjemahan Hadits
Nabi SAW bersabda : mulyakan ulama maka sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi barang siapa yang memuliakan ulama, maka sungguh memuliakan Allah dan rasulnya. (H.R KHATIB)
c.      Pokok isi kandungan Hadits di atas
Hadits ini memberikan pelajaran kepada kita agar kita senantiasa memulyakan para ulama, karena ulama adalah pewaris Nabi,kita bisa shalat, bisa wudhu, bisa baca Al-Qur’an, bisa membedakan antara yang hak dengan yang batil, antara yang halal dengan yang haram, itu sebabnya ada ulama, tanpa adanya ulama maka dunia akan ancur dan kehidupan manusia akan seperti hewan.
Marilah kita dengarkan cerita tentang tidurnya ulama sangat ditakuti oleh iblis
Pada suatu hari ketika Nabi Muhammad SAW berangkat ke mesjid setibanya di pintu mesjid Nabi SAW bertemu dengan iblis, Nabi SAW melihat iblis mundar mandir keluar masuk, Lalu Nabi bertanya kepada iblis, “ hai iblis ! kamu sedang apa ! kata Nabi, jawab iblis, saya bermaksud mau masuk ke mesjid dan akan mengganggu orang yang sedang shalat, akan tetapi saya sangat takut terhadap orang yang sedang tidur di mesjid itu. Nabi bertanya kepada iblis, iblis !” kenapa kamu tidak takut sama orang yang sedang shalat! dia itu kan sedang beribadah dan bermunajat kepada Allah SWT”, dan kamu lebih takut terhadap orang yang sedang tidur padahal dia dalam keadaan lupa terhadap Allah SWT.
Jawab iblis,saya tidak takut sama orang yang sedang shalat itu, karena dia orang yang bodo (tidak memiliki ilmu) dan mengganggu orang yang bodo sangat gampang, sedangkan orang sedang tidur, orang yang mempunyai ilmu ( ulama). Untuk itu kita harus memulyakan ulama, karena memulyakan ulama sama dengan memulyakan Nabi, menhina ulama sama dengan menhina Nabi ,Duduk bersama ulama walaupun sebentar itu sangat di sukai oleh Allah di bandingkan dengan ibadah satu tahun, kenapa demikian ? karena setiadaknya kita duduk dengan ulama sedikit mungkin akan mendapatkan ilmu dan sebaliknya kalau kita jauh dengan ulama di samping kita bodo juga akan mendapatkan musibah, diantaranya : hilangnya keberkahan usaha kita, banyaknya pemimpin yang dzalim dan ketika meninggal tidak membawa iman dan islam (su’ul khatimah).
Uji Kompetensi

Isilah pertanyaan di bawah ini !
1.   Mencium tangan ulama,guru dan orang yang shalih hukumnya ?
2.  Mencium tangan selain ulama,guru dan orang yang shalih hukumnya ?
3.   Sebelum menuntut ilmu dan menetapkan guru hendaknya kita harus ?
4.    من روا حلنا  artinya ?
5.    Tawadhu artinya ?
6.    Lawan sifat tawadhu adalah ?
7.    Kenapa iblis di kutuk oleh Allah ?
8.    Ulama adalah pewaris ?
9.    ورثة الأنبيا artinya ?
10. Tawadhu adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat sesorang
          bahkan mengangkat derat suatu kaum dan akan menyelamatkan  dunia dan akhirat, di jelaskan di dalam Al-Qur’an ?
TUGAS :
Tulislah dengan baik dan rapih hadits tawadhu !
Tulislah dengan baik dan rapih hadits menghormati guru !
Hapalkanlah Hadits menghormati guru, tawadhu dan memulyakan ulama













Hadits tentang shalat

Kerangka pembelajaran
Kompetensi dasar

Memahami Hadits tentang shalat

Indikator pencapaian Hasil Belajar

v Melafalkan Hadits dengan fasih
v Menyebutkan kata-kata hadits dengan benar
v Hafal hadits beserta artinya dengan benar
v Menunjukan prilaku yang mencerminkan isi hadits tentang Shalat





1.   Hadits tentang shalat                      
عَنْ جَابِرٍرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلُ الصَّلَوَاةِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍغَمَرَعَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ . (رواه مسلم )
a.     Arti kata-kata
Perumpamaan                                =
Shalat                                               =
Lima                                                  =
Sungai                                               =
Mengalir                                           =
Pintu                                                 =
Salah seorang kamu                       =
Mandi                                               =
Tiap hari                                           =
Beberapa kali                                  =
   
مثل
الصلواة
الخمس
نهر
جار
باب
أحدكم
يغتسل
كل يوم
مرات
b.    Terjemah hadits
Dari jabir r.a ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : perumpamaan shalat lima waktu adalah ibarat sebuah sungai yang airnya mengalir di depan rumah salah seorang kamu. Ia mandi dengan air itu tiap hari lima kali ( H.R.Muslim)


c.    Pokok-pokok isi kandungan Hadits di atas
Dalam hadits tersebut di jelaskan kedudukan shalat dalam ajaran islam. Shalat adalah ibadah paling pokok, shalat merupakan tiang agama. Shalat juga dapat membedakan orang yang benar-benar beriman dengan orang yang ingkar terhadap ajaran islam. Dalam hadits ini di tegaskan bahwa keutamaan shalat lima waktu di ibaratkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti sebuah sungai yang airnya selalu mengalir dan melimpah. Sungai itu terletak di depan pintu rumah. Ia mandi dengan air sungai itu tiap hari lima kali. Maksud Nabi tersebut ialah orang yang mengerjakan shalat lima waktu sehari semalam seperti yang setiap hari mandi lima kali.shalat yang di kerjakan dengan teratur akan membawa manfaat yang sangat besar, antara lain shalat dapat menhilangkan kotoran batin sebagaimana mandi dapat menghilangkan kotoran lahir. Orang yang mendirikan shalat lima waktu seperti orang yang mandi lima kali setiap harinya ini menunjukan bahwa orang yang mendirikan shalat sehari semalam kesucian dan kebersihan hatinya sama dengan kebersihan tubuh orang yang mandi lima kali setiap hari. Orang yang hidup di alam modern sepakat mengatakan bahwa mandi sangat banyak manfaatnya, apalagi kalau mandi itu di lakukan dengan teratur. Orang yang mandi akan bersih dan segar. Semua kotoran dan najis yang menempel di tubuhnya akan hilang, tidak mudah terserang penyakit dan orang lain senang bergaul dengannya. Orang yang tidak pernah mandi badannya kotor kelihatan lusuh dan tidak bersemangat dalam hidupnya. Daya tahan tubuh lemah, mudah terserang penyakit dan tidak di sukai oleh kawannya. Orang yang tidak pernah shalat lima waktu, hatinya akan selalu gelisah, jiwanya tidak tentram, pikirannya tidak jernih, polah dan tingkah lakunya tidak teratur. Ia tidak segan-segan melakukan perbuatan yang keji dan munkar. Orang yang mengerjakan shalat lima waktu sehari semalam jiwanya akan tenang, pikirannya jernih, hatinya tentram, tidak gelisah dalam menghadapi urusan dan hidupnya teratur, karena kotoran-kotoran batinnya telah di cuci dengan shalat lima waktu. Di dalam shalat kita berhadapan langsung dengan Allah pencipta alam.                    
Lima kali mendirikan shalat berarti lima kali pula kita berhadapan langsung dengan Allah yang Maha pemurah dan Maha pengasih. Hal ini membuat kita tetap selalu mengingat kepada Allah. Oaring yang selalu ingat menyebut asma Allah, akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tercela dan hina. Jadi, shalat yang kita kerjakan akan dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 45 :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ (العنكبوت : ٤٥)
Artinya : dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar ( Q.S. Al-Ankabut ayat 45 ).
Ada orang yang berpendapat bahwa melakukan shalat, terutama rukun-rukun Fi’linya ( gerakan-gerakan anggota badan ), dan di kerjakan dengan tertib serta terus menerus, maka badannya akan selalu segar dan sehat. Ini disebabkan karena gerakan-gerakan dalam shalat dapat melancarkan peredaran darah dan mengendorkan urat-urat yang kaku. Orang yang hendak mendirikan shalat di syaratkan harus suci lahir dan batin. Kebersihan lahir dan batin  ini kewajiban sebelumkita menghadap tuhan yang maha suci, dan kabersihan itu sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kebersihan batin dapat menghindarkan diri kita dari berbagai perbuatan yang timbul dari godaan syetan dan hawa nafsu.
d.   kesimpulan
1.     Shalat lima waktu sehari semalam adalah kewajiban setiap orang Islam.
2.     Shalat lima waktu ibarat mandi lima kali sehari semalam.
3.     Shalat lima waktu dapat menghilangkan kotoran batin, sebagaimana Mandi dapat menghilangkan kotoran lahir.
4.     Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.             
5.     Mendirikan shalat dengan teratur lima kali sehari semalam sepanjang Hidupnya, maka terpelihara kesehatan jasmani dan rohani.
Uji Kompetensi
Isilah jawaban di bawah ini dengan benar !
1.       Neraka wel adalah ancaman bagi orang ……………………………
2.       Shalat lima waktu dapat menghapus kotoran ……………………
3.       إِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهى عن الفخشاء والمنكر
      Maksud ayat tersebut ialah shalat dapat mencegah ……………
4.       Mendirikan shalat lima waktu sehari semalam hukumnya ……
5.       Perumpamaan shalat lima waktu bagaikan orang yang mandi tiap hari………………………………………………………………………………………
6.       Shalat dapat mencegah perbuatan ………dan………………………
7.       Dalam gerakan shalat dapat menyegarkan badan dan mengendorkan…..
8.       Orang yang mengerjakan shalat lima waktu jiwanya akan tenang dan………………………………………………………………………………
9.       Orang yang tidak pernah shalat hatinya akan…………………
10.  Suci lahir dan batin adalah syarat sebelum ………………………
e.   TUGAS
1.    Tuliskanlah hadits tentang shalat berikut artinya !
2.     Hapalkan hadits tentang shalat berikut artinya dengan benar !







            


HADITS TENTANG SHALAT BERJAMA’AH

Kerangka pembelajaran
Kompetensi Dasar

Memahami hadits tentang shalat berjama’ah

Indikator Pencapaian Hasil Belajar
v Melafalkan hadits dengan fasih
v Menyebutkan arti hadits dengan benar
v Menjelaskan isi kandungan hadits
v Hafal hadits beserta artinya dengan benar
v Menunjukan perilaku yang mencerminkan isi hadits






Materi pokok
Tentang shalat berjama’ah
1.   Hadits Tentang Shalat Berjama’ah                 
عَنِ ابْنِ عُمَرَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ,قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَّعِشْرِيْنَ دَرَجَةً . (رواه البخارى)
a.     Arti Kata-kata
Shalat berjama’ah                        =
Sendirian                                           =
Dengan 27 derajat                           =
Bersama                                             =
Lebih utama                                      =
Dari shalat                                         =
صلاة الجماعة
الفذِّ
بسبع وعشرين درجة
الجماعة
أفضل
من صلاة

b. Terjemahan
Dari Ibnu Umar r.a sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersbda : Shalat berjama’ah itu lebih utama di banding shalat sendirian dengan selisih 27 derajat . ( H.R. bukhari )
c. Pokok-pokok Isi Kandungan Hadits
Di dalam hadits ini Nabi Muhammad SAW menerangkan keuntungan shalat lima waktu yang di kerjakan secara berjama’ah. Shalat fardhu lima kali sehari semalam dapat di kerjakan sendiri-sendiri (munfarid) atau dikerjakan dengan berjama’ah. Shalat berjama’ah yaitu shalat bersama-sama, seorang bertindak sebagai imam dan yang lain mengikuti di belakang sebagai ma’mum.orang  yang bertindak sebagai imam adalah yang fasih bacaan Al-Qur’annya. Apabila tidak ada, maka dicari orang yang paling banyak menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.
Shalat berjama’ah dapat dikerjakan di rumah, di mushllah atau di mesjid, di kantor, di sekolah atau di tempat-tempat lainnya. Dalam shalat berjama’ah sedikitnya terdiri atas 2 oarang, seorang bertindak sebagai imam dan yang seorang lagi sebagai ma’mum. Shalat berjama’ah harus di biasakan dan sangat besar maknanya. Dalam hadits ini di terangkan bahwa shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan dengan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat. Maksudnya adalah shalat sendirian pahalanya 1 derajat , maka shalat berjama’ah pahalanya 27 derajat. Begitu besarnya pahala shalat berjama’ah , sehingga Nabi SAW pernah menyuruh sahabat beliau yang sudah shalat sendirian untuk ikut shalat lagi berjama’ah. Kisahnya adalah sebagai berikut :
Pada suatu ketika setelah Nabi shalat subuh secara berjama’ah, Nabi melihat 2 orang sahabat tidak ikut shalat berjama’ah. Nabi menyuruh memanggil mereka. Setelah datang Nabi bertanya, mengapa kamu tidak
Ikut shalat berjama’ah ?, mereka menjawab : kami sudah mengerjakan shalat di rumah. Selanjutnya Nabi bersabda jangan begitu, apabila kamu telah mengerjakan shalat kemudian bertemu dengan orang yang sedang mengerjakan shalat berjama’ah, maka hendaklah ikut lagi shalat dengan mereka, karena shalat secara berjama’ah itu hukumnya sunnah.
Peristiwa diatas menunjukan bahwa apabila sudah selesai mendirikan shalat sendirian, kemudian ada orang lain yang mengerjakan dengan berjama’ah, maka sunnah bagi kita untuk ikut lagi menjadi ma’mum. Shalat berjama’ah membawa manfaat yang langsung dapat dirasakan di dunia seperti :
1.        memperereat tali persaudaraan dan persatuan di antara umat islam.
2.        Menambah semarak hidup beragama atau syiar islam.
3.        Mendidik sifat tolong menolong.
4.        Menghilangkan sifat sombong atau takabur.
5.        Memudahkan hubungan satu sama lain.                           
6.        Cepat mengetahui saudara atau tetangga yang sedang kesulitan,sehingga dapat segera memberikan bantuan.
Itulah keuntungan yang di peroleh dari shalat berjama’ah.

d.    Kesimpulan
1.     Shalat berjama’ah itu pahalanya 27 kali lipat dari pahala shalat  sendirian .
2.     Orang yang sudah selesai mendirikan shalat fardhu sendirian        sunnah Mengulanginya dengan shalat berjama’ah apabila ia dapati orang Berjama’ah.
3.     Shalat berjama’ah sedikitnya dilaksanakan oleh dua orang, seorang menjadi imam dan yang lain menjadi ma’mum.

Uji Kompetensi
A.    Isilah jawaban di bawah ini dengan benar !
1.       Ibadah yang paling pokok dalam islamadalah……………………
2.       Shalat berjama’ah hukumnya……………………………………………
3.       Shalat berjama’ah sedikitnya dilakukan……………………………
4.       Keutamaan shalat berjama’ah di banding shalat sendirian adalah….
5.       Salah satu keuntungan atau manfaat shalat berjama’ah adalah mempererat…………………………………………………………………….
6.       Shalat bersama-sama dinamakan shalat…………………………
7.       Orang yang berhak menjadi imam adalah…………………………
8.       صلاة الجما عة artinya…………………………………………………………
9.       بسبع وعشرين درجة artinya……………………………………………………
10.  افضلartinya…………………………………………………………………………
B.     TUGAS
Tulislah Hadits tentang shalat berjama’ah berikut artinya !
Hafalkan Hadits tentang shalat berjama’ah dengan benar dan fasih !
Biasakanlah shalat lima waktu dengan berjama’ah !

2 komentar:

  1. hadist adab makan yang ini ada ga?
    لا يشربن احدكم قائما
    "Laa yasyrobanna ahadukum qooimaa"
    Artinya : Janganlah kamu makan dan minum sambil berdiri

    BalasHapus