Selasa, 07 Oktober 2014

Proposal Skripsi Implementasi Metode Libat

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
            Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama ajaran Islam dan menjadi  petunjuk kehidupan manusia  karena isinya mencakup  segala pokok ajaran  agama yang disyariatkan Alloh kepada  manusia. Al-Qur'an merupakan petunjuk jalan hidup (       way of life) umat Islam untuk meraih sukses dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Umat Islam mempunyai tanggung jawab untuk melestarikan eksistensi al-Qur'an.  Oleh karena itu,  sebagai konsekuensi logisnya  umat  Islam  harus mempelajari, meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam al-Qur'an (Ratih, 2007:06). Pembelajaran al-Qur'an yang optimal akan melahirkan generasi Qur'ani yang mampu memakmurkan  bumi dengan al-Qur'an  dan menyelamatkan peradaban dunia di masa mendatang. Syarat mutlak untuk memunculkan generasi Qur'ani adalah adanya pemahaman terhadap al-Qur'an yang diawali dengan mampu membaca al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
            Langkah awal untuk mencapai hal tersebut adalah umat Islam harus mampu membaca dan menulis huruf-huruf al-Qur'an. Kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran al- Qur'an. Oleh karena itu, dalam Islam pembelajaran al-Qur'an merupakan suatu kewajiban yang suci dan mulia. Secara spesifik, Rasulullah saw. menegaskan kewajiban mendidik al-Qur’an dalam ḥadiśnya:
أدبواأولادكم علئ ثلاثة خصال : حب نبيكم وحب آل بيته وقراءت القرآن  (رواه الطبرانئ)
“Didiklah anak-anakmu dalam tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai keluarga Nabi, dan membaca Al-Qur’an”. (HR. Thabrani)
 Ḥadiś tersebut menjelaskan bahwa diantara pendidikan dasar yang harus diberikan kepada anak adalah membaca al-Qur'an. Selain menyeru mendidik anak membaca al-Qur’an,  Rasulullah  saw. juga menekankan pentingnya mendidik anak menulis huruf-huruf al-Qur’an. Mengajari anak untuk membaca Al-Qur'an merupakan salah satu  bentuk  syiar  agama  yang  awal mulanya dijalankan  oleh para ulama terlebih dahulu sampai akhirnya secara bertahap seluruh masyarakat mulai merasakan lezatnya iman di dalam jiwa mereka disebabkan oleh Al-Qur'an (Muhammad Nur Abdul Hafizh,2000:139).
            Mengingat pentingnya pembelajaran  al-Qur'an, Rasululoh saw. menganjurkan pembelajaran al-Qur'an dimulai sejak masa kanak-kanak karena pada masa itu terkandung potensi belajar yang sangat kuat dan besar. Anak akan sangat peka  menangkap  sesuatu  yang diperintahkan dan diajarkan sehingga  mudah menerima pelajaran-pelajaran yang diberikan. Namun masalahnya, al-Qur'an disampaikan dalam bahasa Arab dan tidak semua umat muslim di Indonesia menguasai bahasa tersebut, maka untuk bisa membaca al-Qur'an terlebih dahulu harus bisa membaca huruf           hijaiyyah dengan baik dan benar. 
            Untuk  memudahkan anak mampu  membaca dan menulis  al-Qur'an dengan baik perlu digunakan metode dan strategi tertentu. Prinsip pengajaran Al-Qur’an pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, yang semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu agar anak-anak dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Rosdy Ruslan, 2003:24).
Dalam proses belajar mengajar metode merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Seorang pendidik atau guru diharapkan memiliki berbagai metode yang tepat serta kemampuan dalam menggunakan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran Al-Qur’an pada hakikatnya adalah mengajarkan Al-Qur’an pada anak yang merupakan suatu proses pengenalan Al-Qur’an tahap pertama dengan tujuan agar siswa mengenal huruf sebagai tanda suara atau tanda bunyi. Pengajaran membaca Al-Qur’an tidak dapat disamakan dengan pengajaran membaca dan menulis di sekolah dasar, karena dalam pengajaran Al-Qur’an, anak-anak belajar huruf dan kata-kata yang tidak mereka pahami artinya. Yang paling penting dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an adalah keterampilan membaca Al-Qur’an dengan baik sesuai dengan kaidah yang disususun dalam ilmu Tajwid.
Salah satu kesulitan membaca Al-Qur’an bagi anak-anak adalah salasatunya karena ayat-ayatnya terdapat kalimat yang panjang sehingga mengakibatkan kurang lancar, bahkan tidak faasih dalam membaca. Kesulitan tersebut diakibatkan karena pada tingkat dasar belum sepenuhnya memahami ilmu tajwid, dan biasanya para guru mengajarkan secara praktis, sehingga seringkali anak sekedar menghafal saja. Hal tersebut di atas juga banyak dialami oleh peserta didik yang masih duduk dibangku tingkat menengah. Maka bagi guru perlu menggunakan metode yang tepat dan efisien dalam mengajarkan membaca Al Qur’an.
Rendahnya motivasi siswa dalam belajar al-Qur’an masih merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan terutama dalam kemampuan membaca al-Qur’an. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar Baca Tulis al-Qur’an adalah dengan penggunaan metode yang sesuai yang dapat dilakukan oleh guru Baca Tulis al-Qur’an dalam kelas.
BTQ adalah bagian materi Pendidikan Agama Islam di sekolah jenjang menengah yang selama ini kurang mendapat perhatian yang lebih besar, padahal banyak sekali masyarakat yang mengeluh bahwa lulusan Madrasah Aliyah banyak yang belum dapat membaca Al-Qur’an secara benar sesuai dengan ilmu tajwid. Hal ini juga didukung dengan rendahnya prestasi BTQ siswa, terutama pada materi membaca dan menulis huruf hijaiyah yang sudah mulai dikenalkan pada tingkat dasar dan menengah . Seharusnya ini menjadi kekhawatiran semua guru Agama Islam, karena diharapkan pendidikan menengah adalah termasuk dasar bagi pembentukan diri anak. Akan sangat sulit sekali ketika anak tidak menguasai BTQ sejak dini untuk dapat membaca Al-Qur’an secara baik dan benar. Kritikan dan keluhan masih sering dilontarkan oleh masyarakat dan para orang tua siswa. Banyaknya anak yang belum mampu membaca Al-quran dengan baik dan benar, belum mampu menulis serta belum mampu memahami dan mengamalkan isinya.
Namun dari beberapa faktor tersebut, berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan terdapat kecenderungan yang mengarah pada faktor metode pembelajaran yang harus diperbaiki. Dimana metode yang digunakan sebelumnya sebatas pada teori, peran aktif siswa kurang diperhatikan, sehingga hasil pembelajaran BTQ belum maksimal. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca Al Qur’an peserta didik MA Al-Hidayah Sukaraja terutama dalam mempraktikkan bacaan ayat-ayat Al Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid maka diperlukan suatu penelitian ilmiah.
Bertitik tolak dari hal tersebut penulis mencoba untuk mengadakan penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: “IMPLEMENTASI METODE LIBAT DALAM PEMBELAJARAN BTQ UNTUK MEMBANGUN KEPASIHAN MEMBACA AL-QUR’AN PESERTA DIDIK  (PENELITIAN DI MA AL-HIDAYAH SUKARAJA)”.
B.       Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka yang menjadi topik permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Faktor apa yang mempengaruhi penguasaan BTQ di MA Al-Hidayah Sukaraja ?
2.      Bagaimana penerapan metode LIBAT dalam membangun kepasihan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an?
3.      Bagaimana kepasihan pembelajaran Al-Qur’an peserta didik di MA Al-Hidayah Sukaraja ?
D.   Tujuan Penelitian
            Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui Faktor apa yang mempengaruhi rendahnya penguasaan BTQ di MA Al-Hidayah Sukaraja !
b.      Untuk mengetahui metode pembelajaran Al-Qur’an di MA Al-Hidayah !
c.       Untuk mengetahui  pengaruh penerapan metode LIBAT dalam membangun kepasihan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an !
E. Kegunaan Penelitian
            Hasil  penelitian ini diharapkan dapat  bermanfaat dan berguna  sebagai berikut: 
a.     Kegunaan Teoretis
   Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang penggunaan dan pemilihan metode pembelajaran baca tulis al- Qur’an sehingga mampu  meningkatkan kualitas pembelajaran al- Qur’an.
b.    Kegunaan Praktis
1) Bagi sekolah dan guru dapat  memberikan masukan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
2) Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui pembelajaran aktif, menarik, dan menyenangkan.
3) Bagi peneliti sebagai calon guru, dapat memberikan pengalaman dalam penggunaan metode  pembelajaran sehingga tujuan  yang diharapkan dapat tercapai.
F. kerangka berfikir.
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis). Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
“Metode pembelajaran merupakan cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik  dalam upaya untuk mencapai tujuan ( M, Sobri Sutikno, 2009: 88).
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi  bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau  tanpa kegiatan mengajar  dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
Berbagai definisi belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli di bidang pendidikan. Belajar adalah proses pertumbuhan  yang tidak disebabkan  oleh proses pendewasaan biologis.  Karena belajar merupakan proses perubahan tingkah laku (baik yang bisa dilihat maupun yang tidak), maka keberhasilan belajar terletak pada adanya perubahan tingkah laku yang secara relatif bersifat permanen (Ramayulis, 2001).
Adapun pengertian  mengajar adalah  suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran oleh pendidik kepada anak didik, agar anak didik dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Dengan demikian mengajar mengandung tujuan agar anak didik memperoleh pengetahuan yang kemudian dapat dikembangkannnya dan menghasilkan sebuah perubahan tingkah laku.

Dalam batasan yang demikian, proses pembelajaran dapat dipahami sebagai  sebuah interaksi antara  peserta didik dengan  pendidik  dan lingkungan tempat  belajar, yang bertujuan untuk membantu siswa di dalam belajar, dan berupaya untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada siswa,  sehingga siswa  mengalami perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
            Metode Pembelajaran Al Qur’an dengan Metode LIBAT ( Lihat, Baca, Tulis ). Metode LIBAT ditemukan dan dikembangkan oleh Prof.Dr.Juhaya S.Praja, dosen IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ide metode ini diilhami oleh buku tuntunan yang ditulis gurunya di Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur, yaitu KH. Imam Zarkasyi. Perumusan metode LIBAT dimulai sejak uji coba kepada sejumlah mahasiswa yang buta huruf Al Qur’an sekitar tahun 1976. Dalam waktu 10 jam, para mahasiswa sudah mampu membaca dan menulis Al Qur’an.
            Proses pembelajaran  Metode LIBAT menggunakan pendekatan anatomi huruf, pendekatan budaya, disertai dukungan CBSA. Pendekatan anatomi huruf, artinya proses pembelajaran dengan memperlihatkan bentuk-bentuk huruf yang saling berkaitan. Kemampuan dan ketidakmampuan menulis huruf tertentu akan mengakibatkan kemampuan dan ketidakmampuan menuliskan huruf-huruf yang lainnya. Pendekatan budaya ialah mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan latar belakang budaya peserta.
            Baca tulis Al-Quran adalah suatu kemampuan yang dimiliki untuk membaca dan menuliskan kitab suci Al-Quran. Berangkat dari pengertian tersebut, maka terdapatlah gambaran dari pengertian baca tulis Alquran tersebut, yaitu diharapkan adanya kemampuan ganda yaitu membaca dan menulis bagi obyek yang diteliti.Sebab kemampuan tersebut berpengaruh kepada prestasi belajar bahasa Arab.
F.   LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
            Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya ( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.
1. Tempat Penelitian
            Penelitian ini mengambil lokasi di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja, oleh karena itu penelitian ini digolongkan dalam penelitian lapangan di mana yang menjadi obyeknya dalam penelitian ini adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh pihak Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja dalam upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTQ Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja dengan menggunakan metode-metode yang sesuai dengan peserta didik dalam pembelajaran BTQ di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja.
2. Metode Penentuan Subyek
            Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang terlibat langsung dalam upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTQ di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja dengan menggunakan metode-metode yang sesuai.
            Metode penentuan subyek sering disebut sebagai metode penentuan sumber data. Maksud dari sumber data penelitian adalah subyek dari mana data itu diperoleh.
3. Metode Pengumpulan Data

a.  Data
   Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan data penunjang yaitu data pokok tentang faktor-faktor yang mempengaruhi upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTQ di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja.
     Untuk mendapat sumber data-data di atas, maka penelitian ini mengambil sumber data, yaitu:
a. Responden
     Responden dalam penelitian ini adalah seluruh dewan guru yang mengajar dan siswa di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja.
b. Informan
     Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan staf TU di Madrasah Aliyah AL-hidayah Sukaraja.
c. Teknik Pengumpulan Data
     Untuk menggali data-data pokok dan data penunjang di atas, maka penelitian menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di bawah ini :

1) Wawancara
              Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan dibandingkan dengan tujuan penelitian.
2) Observasi
Metode observasi dalam pengumpulan data dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang ada dalam objek yang akan diteliti (diselidiki).
     3) Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti.
Keunggulan metode ini adalah lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan instrument penelitian yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan (Susanto, 2008).
         4) Dokumentasi
     Metode ini merupakan pengambilan data berdasarkan dokumentasi yang dalam arti sempit berarti kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan.  Penulis mengunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data tentang letak geografis, jumlah guru dan karyawan, keadaan siswa dan keadaan sarana prasarana.
5) Metode Analisis Data
              Analisis data adalaah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Setelah data diperoleh dan diolah dengan menggunakan teknik yang telah ditentukan, diambil kesimpulan secara umum, kemudian hasil penelitian ini disajikan secara verbal. kemudian data-data tersebut dianalisis dengan pendekatan deskriptif dengan metode induksi, yaitu suatu pemikiran yang bertolak dari peristiwa khusus untuk selanjutnya.









DAFTAR PUSTAKA

Panut Marwanto, ”Pembelajaran Al-Qur’an Melalui Qiraaty di Taman Pendidikan Al-Qur’an  Nurul Ummah  Prenggan Kotagede  Yogyakarta”, Skripsi Fak. Tarbiyah  UIN Sunan Kalijaga, 2005.
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: 1971, hlm.645
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Mambaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, Jakarta:Gema Insani, 2004, hlm. 16
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010. 
http://digilib.uin-suka.ac.id/2613/1/BAB%20I,V.pdf
M. Muna Fatkur Rahman,“Sistem Pengajaran Al-Qur’an Pada TPA Al-Muhsin di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Muhsin Nglaren Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta”, Skripsi, Fak. Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2004.
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, hal. 69
Ditjen PAIS Kemenag RI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar