Selasa, 02 September 2014

MAKALAH STRATIFIKASI SOSIAL, MAPEL SOSIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat dengan segala aspek yang mencakup di dalamnya merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk diteliti. Begitu pula dengan sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut. Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah komunitas masyarakat akan menciptakan pamisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut di dalam masyarakat. Pada kajian yang dibahas dalam makalah ini, yaitu stratifikasi sosial yang terjadi antara masyarakat kuno dan modern, kita akan dapat menemukanperbedaan yang terjadi di dalamnya, menarik sebuah kesimpulan yang terjadi akibat stratifikasi sosial. Secara umum dapat kita pahami bahwa stratifikasi sosial yang terjadi pada zaman kuno dan modern adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarin membutuhkan sebuah kajian yang berguna untuk menindak lanjuti dampak-dampak yang berasal dari stratifikasi sosial dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, akan dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.Apa pengertian dari stratifikasi sosial?

2.Apa pengertian diferensiasi sosial ?
3.Apa konsekwensi struktur sosial ?
C. Tujuan
1.Mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial !
2. Mengetahui pengertian diferensiasi sosial !
3.Mengetahui konsekwensi struktur sosial !












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TENTANG STRATIFIKASI SOSIAL DAN DIFERENSIASI SOSIAL
A. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat.
Menurut Robert MZ. Lawang (dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com) Pelapisan sosilal merupakan penggolongan orang –orang dalam suatu sistam sosial tertentu secara hierarki menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.
Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik disengaja atau tidak dalam masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial terjadi karena ada sesuatu yang dihargai dalam masyarakat, misalnya: harta, kekayaan, ilmu pengetahuan, kesalehan, keturunan dan lain sebagainya. Stratifikasi sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai (Prof. Selo Sormardjan dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com).
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki.
Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing, sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain (Hasan Sadili, dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com).
Adapun stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan modern berbeda karena kriteria sesuatu yang dihargai juga berbeda.
Adapun dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah:
1.      Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial.
2.      Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik
3.      Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya.
4.      Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi.
Setiap individu lahir dan berkembang dalam kondisi yang berbeda-beda. Keberagaman individu dalam masyarakat ini disebut dengan perbedaan sosial. Perbedaan sosial secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perbedaan secara horizontal dan perbedaan secara vertikal. Perbedaan secara horizontal disebut dengan diferensiasi. Dalam diferensiasi sosial, tidak dikenal adanya tingkatan atau tinggi rendahnya status sosial seseorang. Sedangkan pebedaan secara vertikal disebut dengan stratifikasi, dimana ada masyarakat yang menduduki lapisan atas dan ada pula yang menduduki lapisan bawah. Stratifikasi sosial ini terjadi karena adanya sesuatu yang lebih dihargai dalam masyarakat.
Seperti yang telah disebutkan diatas, diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat secara horizontal tanpa mempermasalahkan tinggi rendahnya status sosial masyarakat tertentu. Diferensiasi sosial muncul karena adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan adanya pengelompokan masyarakat ke dalam kategori tertentu berdasarkan ciri fisik atau ciri sosial budaya. Beberapa contoh bentuk diferensiasi sosial antara lain diferensiasi sosial berdasarkan :
·         Ras
Merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik yang tampak dari luar (fenotip), seperti warna kulit, bentuk rambut, ukuran badan, dan lain-lain. Ras merupakan kodrat setiap manusia, jadi tidak ada satu ras yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ras yang lain. Secara umum, ras-ras manusia di dunia dapat dibedakan menjadi empat, yaitu ras Austroloid (orang Aborigin), Mongoloid (Asia dan penduduk asli Amerika), Kaukasoid (Eropa dan Arab), dan Negroid (kulit hitam).
·         Suku Bangsa
Adalah pengelompokan manusia berdasarkan corak budaya yang dimilikinya. Hildred Geertz dalam penelitiannya menyatakan bahwa di Indonesia terdapat 319 suku bangsa, sedangkan menurut Koentjoroningrat terdapat 200 suku bangsa. Setiap suku bangsa biasanya memiliki bahasa daerah, adat istiadat, dan kesenian yang khas.
·         Agama
Merupakan sistem kepercayaan yang telah dibakukan dan dipandang sebagai sebuah kebenaran. Agama berisi pedoman-pedoman kepada manusia tentang hubungan antara sesama manusia dan antara manusia dengan tuhan.
·         Gender
Adalah diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan. Dalam beberapa kebudayaan, laki-laki dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada perempuan. Akan tetapi, sekarang ini laki-laki dan perempuan dianggap mempunyai kedudukan dan peran yang sejajar dalam masyarakat (http://iwak-pithik.blogspot.com/2012/09/diferensiasi-dan-stratifikasi-sosial.html#sthash.xogHlgjI.dpuf)
1.  Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Ciri Fisik
b.      Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
c.       Ciri Sosial
d.      Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.

e.       Ciri Budaya
f.       Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Bagaimana, Anda paham ? Bila Anda masih sulit memahami bacalah sekali lagi atau tanyakan pada guru bina Anda. Baik, kalau Anda sudah memahaminya. Marilah kita lanjutkan belajarnya.
2. Perbedaan Diferensiasi dengan Stratifikasi
Dengan melihat tabel di bawah ini secara tegas dapat kita bedakan antara diferensiasi sosial dengan stratifikasi sosial.
1.      Difrensiasi Sosial
a.       Pengelompokan Secara Horisontal
b.      Berdasarkan ciri dan fungsi
c.       Distribusi kelompok
d.      Genotipe
e.       Kreteria biologis/fisik sosiokultural
2.      Stratifikasi Sosial
a.       Pengelompokan secara vertikal
b.      Berdasarkan posisi, status, kelebihan yang dimiliki, sesuatu yang dihargai
c.       Distribusi hak dan wewenang
d.      Stereotip
e.       Kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan, kehormatan
C. Struktur sosial dan dampaknya dalam kehidupan
1. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang-ulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut
Struktur sosial memiliki empat element dasar:
1. Status sosial
2. Peran sosial
3. Kelompok
4. Institusi atau lembaga
Para ahli teori interaksionis menekankan bahwa perilaku sosial kita dikondisikan oleh peran-peran dan status-status yang kita terima, kelompok mana kita berasal dan institusi mana kita berfungsi
Status Sosial dan Peran Adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. . Status dilihat dari proses terjadinya dibedakan menjadi:
a. Ascribed Status (Status akibat kelahiran)
b. Achieved Status (Status yang diperjuangkan)
c. Assigned Status (Status yang dianugerahkan)
Status selalu diikuti oleh peran. Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan statusnya atau seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status tertentu
Secara sederhana ketidaksamaan dalam masyarakat terjadi akibat beberpa faktor antara lain ras, agama, gender, peran dan status, kelas sosial, kelompok, pendidikan dan lain-lain. Secara umum, perbedaan sosial dapat dibedakan menjadi dua
1. Secara horisontal, diferensiasi, yaitu pembedaan yang dikaitkan dengan interaksi tetapi tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah
2. Secara vertikal, stratifikasi, yaitu perbedaan sosial yang menunukkan adanya tingkatan yang berbeda dalam masyarakat
2. konsekuensi struktur sosial terhadap kehidupan
a.  Peluang hidup dan kesehatan
kelompok orang kaya dan miskin memiliki kesempatan hidup dan memperoleh jaminan kesehatan yang berbeda. Orang kaya dengan hartanya bias memenuhi kebutuhan hidup lebih layak. Mengkonsumsi makanan bergizi. Memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik. Harta yang relative cukup digunakan untuk berobat di tempat yang memenuhi standar bagi keluarganya yang sakit.
b.  Kebahagiaan dan proses sosialisasi
Kondisi seseorang berpengaruh terhadap proses sosialisasi di masyarakat di lingkungan yang heterogen,proses sosiaslisasi pada umumnya didominasi oleh mereka yang masuk kelas sosial atas,terutama yang didasarkan kepada kemampuan ekonomi,sedangkan kelompok sosial ekonomi bawah cenderung pasif. Kenyataan ini mengakibatkan ketimpangan dalam proses sosialisasi.
Misalnya dalam kegiatan  dikampung , biasanya didominasi oleh orang-orang dari kelas sosial atas. Sementara orang dikelas sosial bawah hanya pasif menunggu instruksi atau bahkan tidak berperan  sama sekali.
c.  Ketegangan sosial
Ketegangan sosial secara vertical melibatkan kelas sosial dikarenakan kesenjangan yang menimbulkan kecemburuan sosial. Kelompok sosial kelas atas menikmati kekayaan dan berbagai kemudahan tanpa batas, membuat kelompok sosial kelas bawah hanya bias meratapi nasib. Kesenjangan inilah yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial, serta konflik sosial yang diwarnai penjarahan dan perusakan.
Ketegangan horizontal biasa terjadi diawali oleh adanya rasa curiga, ketidakadilan pemerintah dalam pelayanan public, perebutan sumber kehidupan ekonomi, masalah sengketa adat, dan sebagainya. Kekerasan dilakukan oleh kelompok dominan ditujukan oleh kelompok minoritas karena diduga melakukan perebutan terhadap adat dan hak ulayat. Umpamanya,kekerasan terhadap etnis Madura oleh etnis dayak dan melayu disambas. Fenomena kemarahan etnis jawa terhadap etnis cina. Kelompok pribumi ini mengaku melihat etnis cina telah  menghancurkan system ekonomi Indonesia.
d.  Sikap politik dan respon terhadap perubahan sosial
Respon positif yang diberikan oleh orang-orang kelas sosial atas didukung oleh akses informasi yang memadai. Bekal ini tidak dimiliki orang-orang kelas sosial bawah,menjadikan mereka cenderung pasif dalam berpatisipasi dibidang politik dan perubahan sosial. Tingkat pendidikan mereka hanya pada pekerjaan dan usaha untuk menyambung hidup.  Bagi mereka perhatian kepada politik dan perubahan sosial hanyalah pekerjaan sia-sia dan membuang waktu.
e. Peluang bekerja dan berusaha
Peluang bekerja dan berusaha antara kelas sosial atas dengan kelas sosial bawah secara umum berbeda. Orang kelas sosial atas mempunyai peluang lebih besar ketimbang orang dari kelas sosial bawah. Kekayaan mendukung terealisasinya pendidikan tingkat tinggi sesuai dengan minat. Kekayaan juga merupakan modal membuka usaha. Bahkan, dengan kekayaan bias dipakai untuk membangun koneksi yang juga bisa mendukung tercapainya keinginan.
Orang kelas sosial bawah tidak memiliki pendidikan tingkat tinggi . pendidikan hanya dicapai seadanya berdasar kemampuan keuangan. Kemiskinan menjadikan mereka tidak memiliki modal untuk menopang usaha . kondisi ini membuat koneksitas mereka terbatas, sehingga sulit untuk memperoleh peluang bekerja dan usaha yang baik dan memperoleh gaji tinggi.






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat.
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki.
Diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat secara horizontal tanpa mempermasalahkan tinggi rendahnya status sosial masyarakat tertentu. Diferensiasi sosial muncul karena adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan adanya pengelompokan masyarakat ke dalam kategori tertentu berdasarkan ciri fisik atau ciri sosial budaya.
Struktur sosial yaitu susunan atau tatanan pola hidup atau interaksi antar individu dalam masyarakat.
Sifat hubungan antara ras, suku bangsa dan agama disebut proses interseksi atau persilangan, artinya anggota kelompok sosial tertentu termasuk juga anggota kelompok sosial yang memungkinkan anggota masyarakat memiliki keberagaman sifat yang berdasarkan ras, suku bangsa dan agama. Interseksi mempunyai akibat terhadap kemajemukan masyarakat.
Akibat dari sistem stratifikasi sosial adalah adanya perbedaan-perbedaan perilaku individu atau kelompok yang berada di dalamnya
B. Saran-saran
1. Stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini diperlukan
2. Tidak ada masyarakat tanpa struktur sosial, maka optimalisasi peran adalah yang terbaik.








DAFTAR PUSTAKA
1.  Maftuh, bunyamin dan yadi ruyadi. 1996. Sosiologi 2 untuk SMA. Bandung: Ganeca Exact.
2.  Http:// sosionamche. Blogspot. Com.
3.  Http:// zuryawanisvandiar. Blogspot. Com.











DAFTAR ISI
                                                                                                                                                    Halaman
KATA PENGANTAR                                      ……………………………………………………....            
DAFTAR ISI                               ………………………………………………………………........  ii            
BAB


BAB


BAB











DAFTAR PUSTAKA                                                        ……………………………………………………….        
LAMPIRAN-LAMPIRAN                                       …………………………………….........................

 
I


II


III.


PENDAHULUAN ………………………………………..
A.      Latar Belakang Masalah ………………………………
B.      Perumusan Masalah …………………………………..
C.      Tujuan ..........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA TENTANG STRATIFIKASI SOSIAL, DIFERENSIASI SOSIAL .................................
A.      Pengertian Stratifikasi Sosial   .....................................
B.      Diferensiasi Sosial ........................................................
C.      Struktur Sosial dan dampaknya Dalam Kehidupan




.PENUTUP
A. KESIMPULAN .............................................................
B. SARAN-SARAN ...........................................................


1
1
1
2

3
3
1




















STRATIFIKASI SOSIAL, DIFERENSIASI SOSIAL DAN KONSEKUENSI STRUKTUR SOSIAL
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Pelajaran Sosiologi

 







Disusun Oleh Kelompok I:
Iis Yulianingsih
Resni Nur’aeni
Dinul Arifin
Aji
Soleh

MADRASAH ALIYAH AL-HIDAYAH
TASIKMALAYA
2014



1 komentar: